Aksi beli di pasar global kembali terjadi Jumat pekan lalu (1/12) karena para pelaku pasar menginterpretasikan pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell sebagai sinyal dovish pivot, meskipun Powell lebih menekankan frasa “pengetatan yang berimbang”. Interpretasi positif para pelaku pasar atas pidato Powell terlihat dari naiknya indeks obligasi S&P untuk developed market sebesar 0.5% dan EMBI untuk emerging market 0.4% yang disertai penurunan yield 10Y UST dan Bund masing-masing -13 dan -9 bps menjadi 4.2% dan 2.36%. Menurut kami, sentimen bullish ini akan berefek positif terhadap instrumen INDOGB tenor 2Y dan 5Y yang masih memiliki ruang penurunan yield hingga batas bawah JIBOR 1W (6.25%). Yield 10Y INDOGB akan bertahan dalam rentang 6.55-6.65% karena sudah mencapai batas bawah JIBOR 1M (6.66%). Kami memperkirakan Rupiah akan bergerak stabil pada rentang IDR 15,400-15,500 per USD hari ini. Menurut kami, optimisme para pelaku pasar terhadap pidato Powell akan diuji Jumat ini oleh rilis data pasar tenaga kerja Amerika Serikat dengan perkiraan tingkat pengangguran tetap bertahan di 3.9%.
Fixed Income News: Suku bunga diskonto SRBI 12M naik menjadi 6.91% (29/11: 6.87%). Kenaikan suku bunga diskonto SRBI 12M pada lelang hari Jumat lalu (1/12) disebabkan oleh menurunnya permintaan menjadi IDR 8.2tn (29/11: IDR 8.9tn; 24/11: IDR 11.5tn). Dalam lelang tersebut, Bank Indonesia juga membatasi jumlah penerbitan SRBI baru menjadi IDR 3.3tn (29/11: IDR 8.9tn; 24/11: IDR 10tn) diduga karena kritik Presiden Joko Widodo atas berkurangnya likuiditas pinjaman perbankan pada Pertemuan Tahunan BI Rabu pekan lalu (29/11). Walaupun BI menyatakan akan mempertahankan suku 7DRRR di 6% pada 2024, para pelaku pasar, terutama investor asing, tetap meminta imbal hasil yang lebih tinggi dari investasi mereka di pasar fixed income Indonesia. (Bank Indonesia)
Global Economic News: PMI manufaktur ISM AS bertahan di 46.7 pada bulan November, yang tidak sejalan dengan konsensus (Oct: 46.7; Cons: 47.6). Berlanjutnya kontraksi pada aktivitas manufaktur yang menurunkan tingkat penyerapan maupun utilisasi tenaga kerja menjadi 45.8 (Oct: 46.8) menjadi katalis positif bagi pelemahan pasar tenaga kerja Amerika Serikat. Menurut kami, hal ini akan semakin mendorong The Fed untuk segera mengambil langkah dovish pivot. (Wall Street Journal)
Domestic Economic News: PMI manufaktur S&P naik tipis pada bulan November menjadi 51.7 (51.5). Kenaikan PMI November disebabkan oleh kenaikan permintaan, walaupun laju pertumbuhan permintaan semakin melambat. Merespon hal ini, produsen meningkatkan aktivitas pembelian dan rekrutmen tenaga kerja baru. Namun, kenaikan aktivitas tersebut juga disertai dengan akselerasi inflasi input, yang sebagian dampaknya diteruskan kepada konsumen melalui kenaikan harga output. (S&P)
Recommendation: FR0096, FR0097, FR0098, FR0100, FR0101.
Samuel Sekuritas Indonesia is a leading Indonesian securities brokerage firm. Established in 1997, the firm has grown to become one of the most respected and trusted financial services companies in the country. With a wide range of services and products, Samuel Sekuritas Indonesia has become a trusted partner to many investors, both institutional and individual.
The company offers a variety of financial services, including equity, debt and derivative securities brokerage services, research and portfolio management, asset management and capital market services, as well as a range of other investment solutions. Samuel Sekuritas Indonesia is also a leader in providing financial education and training, and has established itself as a leading provider of investor relations services.
The company has a strong research capability and is committed to providing its clients with up-to-date and reliable market analysis and recommendations. It also has a team of experienced and knowledgeable professionals who are dedicated to providing quality service to its clients. As a result, Samuel Sekuritas Indonesia has become a preferred partner for many investors in Indonesia.
In addition to its financial services, Samuel Sekuritas Indonesia also offers a range of other services, such as corporate finance and advisory services, mergers and acquisitions, and venture capital.