Pasar global tertekan kenaikan harga minyak
Pasar global bereaksi negatif terhadap kenaikan harga minyak global yang terus mendekati USD 100 per bbl (puncak harga Brent & WTI (27/7): USD 96.7 & 93.7 per bbl). Selama 2 hari terakhir, yield 10Y UST dan BUND naik masing-masing 4 dan 12 bps menjadi 4.57% dan 2.93%. Sementara itu, indeks obligasi EMBI untuk emerging market turun -0.8%. Selain disebabkan oleh kenaikan harga minyak, aksi jual yang cukup besar di pasar obligasi emerging market juga disebakan oleh pernyataan dari kepolisian Tiongkok mengenai penyelidikan kriminal atas potensi kejahatan keuangan yang dilakukan oleh pemilik dan manajemen Evergrande yang menjabat maupun sudah keluar dari perusahaan. Situasi ini berpotensi menekan pasar SBN yang bergerak flat pada Rabu lalu (27/7). Kami memperkirakan yield 10Y INDOGB akan terus naik menuju rentang 6.9-7% hari ini. Sedangkan, Rupiah kemungkinan bergerak mendatar dalam rentang IDR 15,500-15,600 per USD.
Fixed Income News: Penerbitan SRBI baru pada lelang Rabu (27/9) mencapai IDR 10.6tn (22/9: IDR 15tn; 20/9: IDR 13.3tn). Jumlah permintaan masuk tercatat sebesar IDR 11.5tn (22/9: IDR 15.9tn; 20/9: IDR 15.6tn). Tingkat diskonto untuk masing-masing tenor adalah 6.32% (6 bulan), 6.4% (9 bulan), dan 6.43% (12 bulan). Total SRBI yang saat ini beredar di pasar sekunder mencapai IDR 63.3tn. (Bank Indonesia)
Global Economic News: BOT kejutkan pasar dengan kenaikan suku bunga acuan 25 bps menjadi 2.5%. Kenaikan suku bunga ini bertujuan membendung kenaikan tekanan inflasi di 2024 akibat kebijakan fiskal ekspansif dari pemerintah Thailand yang baru saja dilantik pada 22 Agustus lalu. Hal ini tercermin dalam revisi proyeksi pertumbuhan GDP dan inflasi Thailand untuk 2024 yang naik menjadi masing-masing 4.4% (Prev: 3.8%) dan 2.6% (Prev: 2.4%). Sedangkan, proyeksi laju pertumbuhan GDP dan Inflasi Bank Sentral Thailand (BOT) untuk 2023 diturunkan menjadi masing-masing 2.8% (Prev: 3.6%) dan 1.6% (Prev: 2.5%). BOT memberi sinyal bahwa tingkat suku bunga saat ini sudah bearada di level netral, maka ada kemungkinan BOT tidak akan menaikkan suku bunga lagi di masa mendatang. (Nikkei)
Domestic Economic News: BI peringatkan dampak inflasi El Niño yang lebih panjang dari perkiraan awal. Fenomena El Niño yang awalnya diprediksi berakhir pada akhir tahun 2023 berpotensi terus berlangsung hingga awal 2024. Apabila hal ini terjadi, kami memprediksi tingkat inflasi harga pangan berpotensi naik dari 4-6% menjadi 7-9% dengan puncak inflasi di 1Q24. Hal ini bisa mendorong naik inflasi CPI mendekati kisaran 3%. (Kontan)
Recommendation: FR0040, FR0050, FR0068, FR0095, FR0097, FR0098, FR0100.
Samuel Sekuritas Indonesia is a leading Indonesian securities brokerage firm. Established in 1997, the firm has grown to become one of the most respected and trusted financial services companies in the country. With a wide range of services and products, Samuel Sekuritas Indonesia has become a trusted partner to many investors, both institutional and individual.
The company offers a variety of financial services, including equity, debt and derivative securities brokerage services, research and portfolio management, asset management and capital market services, as well as a range of other investment solutions. Samuel Sekuritas Indonesia is also a leader in providing financial education and training, and has established itself as a leading provider of investor relations services.
The company has a strong research capability and is committed to providing its clients with up-to-date and reliable market analysis and recommendations. It also has a team of experienced and knowledgeable professionals who are dedicated to providing quality service to its clients. As a result, Samuel Sekuritas Indonesia has become a preferred partner for many investors in Indonesia.
In addition to its financial services, Samuel Sekuritas Indonesia also offers a range of other services, such as corporate finance and advisory services, mergers and acquisitions, and venture capital.