Pasar global bergerak flat semalam (27/7) setelah pengumuman suku bunga the Federal Reserve yang naik 25 bps menjadi 5.5% (lihat global economic news).Hal ini tidaklah mengejutkan karena pasar sudah mengantisipasi kebijakan tersebut. Sementara itu, pasar obligasi domestik tetap tertekan oleh koreksi di tenor 10Y dan 5Y, naik sebesar 3 bps menjadi masing-masing 6.27% dan 5.96%. Penyebab koreksi ini adalah terlalu tingginya posisi suku bunga BI 7DRRR saat ini bila dibandingkan dengan realita inflasi yang sudah kembali ke dalam rentang target Bank Indonesia. Akibatnya atensi investor domestik dan asing semakin tertuju ke pasar saham yang melanjutkan kenaikan mendekati batas resisten teknikal di 7,000. Menurut kami, kondisi ini akan terus berlanjut hingga BI mulai memberikan sinyal-sinyal rate cuts. Kami memperkirakan yield INDOGB 10Y akan bergerak naik menuju rentang 6.25-6.35% hari ini. Sedangkan, Rupiah berpotensi terapresiasi ke rentang IDR 14,850-14,950 per USD akibat pelemahan indeks dolar sebesar -0.5% semalam menjadi 100.9.
Fixed Income News: Kementerian Keuangan terbitkan SUN dan berdenominasi Rupiah dan USD untuk program pengungkapan sukarela. Transaksi tersebut diselesaikan Jumat pekan lalu (21/7). Adapun SUN yang diterbitkan adalah seri FR0099 sebesar IDR 512.8bn dengan yield 6% dan seri USD FR0003 sebesar USD 9.8mn dengan yield 4.9%. (DJPPR)
Global Economic News: The Fed naikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5.5%. Selain itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyatakan bahwa bank sentral Amerika Serikat tersebut terbuka untuk kenaikkan suku bunga berikutnya sesuai proyeksi Juni lalu. Akan tetapi, keputusan tersebut tergantung pada perkembangan inflasi pada bulan-bulan mendatang. Kami melihat kenaikkan suku bunga the Fed bulan ini sebagai yang terakhir, tetapi perlu dikonfirmasi dengan rilis data inflasi PCE inti bulan Juni pada hari Jumat besok (28/7) yang menurut konsensus turun menjadi 4.2% yoy (May: 4.6% yoy). (Investing)
Domestic Economic News: IMF mempertahankan proyeksi pertumbuhan PDB Indonesia FY23 di 5%, tetapi menurunkan proyeksi FY24 menjadi 5% (Prev: 5.1%). Sedangkan, ADB mempertahankan proyeksi pertumbuhan PDB FY23 dan FY24 masing-masing di 4.8% dan 5%. Bank Dunia (WB) juga ikut mempertahankan proyeksi pertumbuhan PDB FY24 di 4.9%, tetapi menurunkan proyeksi FY23 menjadi 4.9% (Prev: 5%). Proyeksi tersebut tidak terpaut jauh dari proyeksi kami untuk FY23 dan FY 24 masing-masing di 4.7% dan 4.9%. (IMF)
Recommendation: FR0037, FR0040, FR0056, FR0084, FR0086, FR0090, PBS032, PBS036.
Samuel Sekuritas Indonesia is a leading Indonesian securities brokerage firm. Established in 1997, the firm has grown to become one of the most respected and trusted financial services companies in the country. With a wide range of services and products, Samuel Sekuritas Indonesia has become a trusted partner to many investors, both institutional and individual.
The company offers a variety of financial services, including equity, debt and derivative securities brokerage services, research and portfolio management, asset management and capital market services, as well as a range of other investment solutions. Samuel Sekuritas Indonesia is also a leader in providing financial education and training, and has established itself as a leading provider of investor relations services.
The company has a strong research capability and is committed to providing its clients with up-to-date and reliable market analysis and recommendations. It also has a team of experienced and knowledgeable professionals who are dedicated to providing quality service to its clients. As a result, Samuel Sekuritas Indonesia has become a preferred partner for many investors in Indonesia.
In addition to its financial services, Samuel Sekuritas Indonesia also offers a range of other services, such as corporate finance and advisory services, mergers and acquisitions, and venture capital.