Pasar saham dan obligasi global tertekan aksi jual tadi malam (1/8) setelah Fitch Rating menurunkan peringkat utang jangka panjang pemerintah Amerika Serikat (lihat global economic news). Indeks-indeks saham di AS (kecuali Dow Jones) dan Eropa turun masing-masing sebesar -0.4% dan -1.3%. Indeks obligasi S&P untuk developed market dan EMBI untuk emerging market juga turun masing-masing sebesar -0.4% dan -0.5%. Kami memperkirakan buruknya sentimen di pasar global akan membuat pasar domestik semakin tertekan. Walaupun indeks ICBI naik 0.1%, indeks IDMA yang mencerminkan sentimen pasar atas obligasi pemerintah turun sebesar -0.3% akibat lesunya tingkat permintaan pada lelang SBSN kemarin (lihat fixed income news). Kami memperkirakan yield INDOGB 10Y akan naik ke rentang 6.25-6.35%. Sementara itu, Rupiah berpotensi terdepresiasi ke rentang IDR 15,100-15,200 per USD hari ini akibat menguatnya indeks dolar 0.4% semalam dan masih berlanjutnya depresiasi Yen Jepang 0.7% kemarin.
Fixed Income News: Jumlah penwaran masuk pada lelang SBSN (2/8) turun menjadi IDR 22.1tn (18/7: IDR 24.3tn). Nilai tersebut sedikit lebih rendah dari batas bawah perkiraan kami (IDR 23-28tn). Menurut kami, turunnya tingkat permintaan di lelang obligasi primer dapat memperburuk situasi di pasar sekunder yang tengah tertekan kondisi global. (DJPPR)
Global Economic News: Fitch Ratings turunkan peringkat utang jangka panjang Amerika Serikat menjadi ‘AA+’ (Prev: ‘AAA’) dengan outlook negatif. Fitch menyatakan keputusan ini dilatar belakangi oleh tiga faktor, yakni a) memburuknya prospek defisit anggaran FY23 pemerintah AS yang diperkirakan naik menjadi -6.3% terhadap PDB (2022: -3.7% terhadap PDB), b) tingginya potensi resesi AS pada 4Q23, dan c) manajemen fiskal yang memburuk akibat sulitnya mencapai konsensus diantara kubu-kubu politik yang ada. Menurut kami, keputusan Fitch dapat membuat pasar global dan domestik bergolak hingga akhir pekan ini. (CNBC)
Domestic Economic News: PMI manufaktur Juli naik menjadi 53.3 (Jun: 52.5). Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya tingkat permintaan domestik dan luar negeri terhadap produk manufaktur, yang meningkatkan aktivitas pembelian bahan baku. Ekspansi yang dilakukan oleh pemasok juga membantu mengurangi waktu tunggu pesanan. Inflasi produsen mulai menunjukkan tanda-tanda kenaikan akibat meningkatnya permintaan. Akan tetapi, hal ini diyakini tidak akan menjadi masalah karena tingkat inflasi produsen masih berada di bawah rata-rata 2 tahun terakhir. (S&P Global)
Recommendation: FR0037, FR0040, FR0056, FR0084, FR0086, FR0090, PBS032, PBS036.
Samuel Sekuritas Indonesia is a leading Indonesian securities brokerage firm. Established in 1997, the firm has grown to become one of the most respected and trusted financial services companies in the country. With a wide range of services and products, Samuel Sekuritas Indonesia has become a trusted partner to many investors, both institutional and individual.
The company offers a variety of financial services, including equity, debt and derivative securities brokerage services, research and portfolio management, asset management and capital market services, as well as a range of other investment solutions. Samuel Sekuritas Indonesia is also a leader in providing financial education and training, and has established itself as a leading provider of investor relations services.
The company has a strong research capability and is committed to providing its clients with up-to-date and reliable market analysis and recommendations. It also has a team of experienced and knowledgeable professionals who are dedicated to providing quality service to its clients. As a result, Samuel Sekuritas Indonesia has become a preferred partner for many investors in Indonesia.
In addition to its financial services, Samuel Sekuritas Indonesia also offers a range of other services, such as corporate finance and advisory services, mergers and acquisitions, and venture capital.