PT Blue Bird Tbk (BIRD) terus memperkuat posisinya di industri transportasi dengan memperluas sayap ke bisnis non-taksi yang menawarkan margin lebih tinggi. Penyewaan mobil menjadi pendorong utama, dan pendapatan non-taksi diproyeksikan akan melonjak 29,9% secara tahunan hingga mencapai Rp1,996 triliun pada 2025 atau sekitar 32% dari total pendapatan. Pertumbuhan ini ditopang oleh penambahan 300 unit kendaraan listrik yang ditujukan bagi segmen menengah ke atas serta kenaikan kontribusi dari layanan shuttle premium Cititrans. Perkembangan tersebut diperkirakan akan meningkatkan margin kotor perusahaan menjadi 33,6% sekaligus mendorong kontribusi laba kotor non-taksi hingga 36% pada 2025.

Sementara itu, bisnis taksi tetap menunjukkan kekuatannya dengan prospek pertumbuhan yang positif. Pada tahun buku 2025, pendapatan taksi diperkirakan mencapai Rp3,960 triliun atau naik 10,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini dipicu oleh lebih banyaknya hari kerja, datangnya musim hujan, berkurangnya insentif dari layanan ride-hailing, serta konsistensi BIRD dalam menjaga kenyamanan dan keamanan yang menjadi daya tarik bagi pelanggan menengah hingga atas. Kinerja solid ini tercermin dari pertumbuhan tahunan majemuk dua tahun terakhir sebesar 13,3%, dengan peluang tambahan yang datang dari semakin luasnya kemitraan korporasi, yang diperkirakan akan menyumbang lebih dari 28% pendapatan pada 2026.

Kinerja kuartal II 2025 semakin menegaskan peran segmen non-taksi sebagai motor pertumbuhan utama. BIRD mencatat pendapatan sebesar Rp1,37 triliun, tumbuh 5,1% dibanding kuartal sebelumnya dan 13,3% secara tahunan, dengan dukungan dari Cititrans. Secara keseluruhan, pendapatan tahun 2025 diproyeksikan mencapai Rp5,9 triliun atau naik 16,4% dibandingkan tahun sebelumnya, ditopang oleh efisiensi operasional dan peningkatan penjualan kembali armada yang sudah selesai masa pakainya. Laba operasi pada periode tersebut tercatat Rp194 miliar dengan margin 14,2%, sementara laba bersih mencapai Rp170 miliar, menghasilkan margin semester pertama tahun 2025 sebesar 12,6%.

Dari sisi valuasi, baik pendekatan DCF maupun P/E sama-sama menunjukkan target harga saham BIRD di Rp2.900 per lembar. Dengan potensi kenaikan hingga 63,8%, kami pertahankan rekomendasi BUY. Valuasi P/E yang menarik di 5,3 kali atau 55% lebih rendah dari rata-rata industri, ditambah dengan pertumbuhan EPS yang solid sebesar 19,9%, imbal hasil dividen mencapai 8,0%, serta valuasi EV per taksi yang rendah di kisaran USD14 ribu semakin memperkuat daya tarik saham ini. Meski demikian, investor tetap perlu memperhatikan risiko yang ada, seperti potensi penurunan jumlah penumpang, strategi bakar uang dari ride-hailing yang bisa kembali dimulai, serta kenaikan harga bahan bakar yang dapat memengaruhi kinerja ke depan.

Full Report:
Link