PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatat kinerja yang solid pada kuartal II-2025, dengan pendapatan yang meningkat signifikan seiring hari kerja yang lebih panjang dan normalisasi aktivitas pasca-Ramadan. Pendapatan pada periode ini tumbuh 23,3% secara tahunan (YoY) dan 31,7% secara kuartalan (QoQ), mencapai Rp1,0 triliun. Dengan capaian ini, total pendapatan selama enam bulan pertama tahun 2025 mencapai Rp1,8 triliun, hanya turun 3,6% YoY dan masih sesuai dengan estimasi pasar (SSI: 42,3%; Konsensus: 45,2%).

Pendorong utama pertumbuhan pendapatan berasal dari lonjakan penjualan produk herbal, yang naik 47,2% YoY dan 97,3% QoQ menjadi Rp716 miliar. Produk herbal tetap menjadi tulang punggung perusahaan dengan kontribusi sekitar 75% dari total penjualan. Pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh peningkatan volume penjualan yang kuat. Sementara itu, segmen makanan dan minuman mencatatkan penurunan sebesar 11,4% YoY dan 29,4% QoQ menjadi Rp284 miliar. Di sisi lain, kontribusi ekspor terus meningkat, menyumbang 9,7% dari total penjualan sepanjang 1H25, naik dari 6,8% pada tahun fiskal 2024.

Dari sisi profitabilitas, SIDO menunjukkan peningkatan margin yang signifikan. Margin laba kotor (GPM) di kuartal II-2025 naik menjadi 60,5%, lebih tinggi dari 52,3% di kuartal sebelumnya dan 56,8% pada periode yang sama tahun lalu. Kinerja ini didukung oleh margin produk herbal yang solid di level 68,2%, serta margin makanan dan minuman sebesar 44,3%. Margin EBIT juga membaik ke level 43,2%, ditopang oleh penurunan beban gaji pasca pembayaran THR pada kuartal sebelumnya. Hal ini membuat laba bersih SIDO melonjak 68,6% YoY dan 57,8% QoQ menjadi Rp368 miliar, dengan total laba semester I-2025 mencapai Rp600 miliar, atau -1,3% YoY, yang tetap sejalan dengan proyeksi analis (SSI: 46,6%; Konsensus: 52,3%).

Meskipun manajemen merevisi target pertumbuhan tahunan menjadi kisaran menengah (mid-single digit) dari sebelumnya ~10%, prospek semester kedua tetap menjanjikan. Pertumbuhan pada paruh kedua tahun ini diperkirakan mencapai dua digit, ditopang oleh beberapa inisiatif strategis. Di antaranya adalah peluncuran produk-produk baru dengan peningkatan anggaran promosi menjadi 10–12% dari sebelumnya 7,8% di 1H25, perbaikan kondisi makroekonomi berkat stimulus pemerintah, serta meningkatnya permintaan minuman energi yang sejalan dengan aktivitas tambang dan musim panen.

Melihat prospek yang semakin membaik dan dominasi SIDO di segmen produk herbal dan minuman energi, kami mempertahankan rekomendasi BUY terhadap saham SIDO. Meskipun harga saham mengalami penurunan 11,0% sepanjang tahun berjalan (YTD) akibat tekanan dari kinerja kuartal I yang lemah, kami meyakini momentum pemulihan di kuartal II akan menjadi titik balik. Target harga kami disesuaikan menjadi Rp650 (sebelumnya Rp800) berdasarkan valuasi DCF, yang mencerminkan P/E 2026F sebesar 14,9x. Kami optimistis bahwa kinerja positif yang berkelanjutan akan mendorong pemulihan harga saham ke depan.

Disclaimer: Informasi dalam konten ini hanya dimaksudkan sebagai referensi dan bahan pertimbangan. Setiap investasi mengandung risiko. Segala keputusan investasi menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing investor.

Full Report
Link