PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) mencatat kinerja positif pada kuartal I-2025 dengan membukukan pendapatan sebesar Rp635 miliar. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 11,0% secara tahunan (YoY), meskipun mengalami penurunan 6,5% secara kuartalan (QoQ) yang disebabkan oleh faktor musiman. Pertumbuhan tahunan yang kuat ini didorong oleh kinerja solid dari segmen perkantoran dan penjualan lahan, meskipun sewa pusat perbelanjaan tetap menjadi kontributor terbesar terhadap total pendapatan perusahaan.

Segmen sewa pusat perbelanjaan menyumbang 50,8% dari total pendapatan MKPI, disusul oleh sewa perkantoran sebesar 11,3% dan sewa apartemen sebesar 6,6%. Secara khusus, pendapatan dari sewa pusat perbelanjaan tumbuh 4,7% YoY menjadi Rp323 miliar, meskipun sedikit menurun dibandingkan kuartal sebelumnya. Di sisi lain, pendapatan dari sewa perkantoran mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi sebesar 13,0% YoY, mencerminkan permintaan yang terus berlanjut terhadap ruang perkantoran premium. Jika digabungkan, kedua segmen ini menghasilkan pendapatan berulang sebesar Rp486 miliar atau meningkat 5,8% secara tahunan, menunjukkan ketahanan segmen properti sewa MKPI di tengah fluktuasi pasar.

Memasuki tahun 2025, MKPI terus melanjutkan berbagai proyek strategis guna menjawab pertumbuhan permintaan dan mendukung pertumbuhan jangka panjang perusahaan. Beberapa proyek yang menjadi fokus pengembangan tahun ini antara lain Pondok Indah Townhouses, Cluster Aurelle Residences, dan perluasan Pondok Indah Plaza 6. Selain itu, perusahaan juga tengah mengembangkan Lifestyle Mall di kawasan Lebak Bulus, Pondok Indah City Walk, serta memperkuat ekosistem mall-hospitality melalui ekspansi PIM-1, yang mencakup pembangunan hotel dan infrastruktur parkir.

Dari sisi valuasi, MKPI dinilai memiliki prospek yang menarik. Kami mempertahankan rekomendasi BUY untuk saham MKPI dengan target harga Rp32.000 per saham. Penilaian ini didasarkan pada penyempitan diskon terhadap RNAV (Revalued Net Asset Value) dari 64% menjadi 50%, seiring dengan rendahnya eksposur MKPI terhadap risiko suku bunga, mengingat posisi keuangan perusahaan yang berada dalam kondisi kas bersih. Selain itu, kontribusi pendapatan dari proyek pengembangan properti relatif rendah, yakni sebesar 22,5% pada tiga bulan pertama 2025, yang memperkuat stabilitas pendapatan perusahaan.

Meski demikian, investor tetap perlu mencermati sejumlah risiko, termasuk potensi perlambatan dalam pertumbuhan tarif sewa dan tingkat okupansi yang lebih rendah dari ekspektasi, yang dapat memengaruhi kinerja keuangan ke depan.

Full Report

Link

Disclaimer: Informasi dalam konten ini hanya dimaksudkan sebagai referensi dan bahan pertimbangan. Setiap investasi mengandung risiko. Segala keputusan investasi menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing investor.