PT Delta Giri Wacana Tbk atau DGWG membukukan kinerja solid pada kuartal pertama tahun 2025, dengan pertumbuhan pendapatan dari segmen pestisida sebesar 18,2% secara tahunan (YoY) menjadi Rp291,4 miliar. Kontribusi segmen ini mencapai 36% dari total pendapatan perusahaan. Kenaikan ini didorong oleh volume penjualan yang meningkat 17,6% YoY menjadi 3,5 juta kg, serta harga jual rata-rata (Average Selling Price/ASP) yang sedikit naik 0,5% YoY menjadi Rp82.839 per kg. Musim hujan yang masih berlangsung turut menjadi katalis positif, karena intensitas hujan yang tinggi cenderung memperparah serangan hama, sehingga mendorong permintaan pestisida di kalangan petani.

Melihat tren historis, kinerja top-line DGWG biasanya lebih terkonsentrasi di paruh kedua tahun, seiring dengan musim hujan. Oleh karena itu, prospek pendapatan sepanjang tahun 2025 diperkirakan tetap kuat dan berkelanjutan.

Dalam jangka pendek hingga menengah, pertumbuhan DGWG akan banyak bertumpu pada ekspansi segmen pupuk, yang saat ini menjadi penyumbang pendapatan terbesar. Perusahaan menargetkan pembangunan tiga pabrik baru di wilayah Sumatera hingga tahun 2029. Dengan tambahan kapasitas ini, produksi tahunan diproyeksikan meningkat signifikan menjadi 700 ribu ton, dari kapasitas saat ini sebesar 300 ribu ton. Tidak hanya itu, DGWG juga bersiap memulai produksi methomyl bahan aktif utama dalam pestisida pada semester kedua tahun ini, dengan kapasitas produksi sebesar 3.300 ton.

Berdasarkan proyeksi dan strategi ekspansi tersebut, kami menginisiasi rekomendasi BUY untuk saham DGWG dengan target harga sebesar Rp550 per saham. Penilaian ini didasarkan pada model Discounted Cash Flow (DCF) selama lima tahun dengan asumsi Weighted Average Cost of Capital (WACC) sebesar 9,8% dan tingkat pertumbuhan terminal sebesar 2,0%. Hasil model menunjukkan valuasi perusahaan sebesar Rp3,2 triliun, yang mencerminkan potensi kenaikan harga saham sebesar 29,7% dari level saat ini.

Meski demikian, investor tetap perlu mencermati sejumlah risiko yang dapat memengaruhi kinerja DGWG, seperti kondisi cuaca yang lebih kering dari perkiraan, penurunan daya beli masyarakat, serta potensi keterlambatan dalam ekspansi kapasitas produksi.

Disclaimer: Informasi dalam konten ini hanya dimaksudkan sebagai referensi dan bahan pertimbangan. Setiap investasi mengandung risiko. Segala keputusan investasi menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing investor.

Link