Harga kakao melonjak tajam hingga 10,9% dalam lima hari terakhir akibat kendala pasokan. Stok kakao di pelabuhan AS terus turun selama lebih dari setahun terakhir, mencapai titik terendah dalam 19 tahun sebesar 1,7 juta karung. Selain itu, Asosiasi Kakao Internasional (ICCO) memperkirakan defisit kakao global tahun ini mencapai 462 ribu ton, angka tertinggi dalam lebih dari 60 tahun. Kenaikan harga kakao ini diperkirakan akan memberikan tekanan pada margin keuntungan Mayora Indah (MYOR), terutama di tengah kondisi pasar yang sensitif terhadap kenaikan harga bahan baku.

Harga kopi juga meningkat 4,5% dalam lima hari terakhir karena prakiraan cuaca di Minas Gerais, Brasil, menunjukkan curah hujan yang lebih rendah. Minas Gerais adalah salah satu wilayah utama penghasil kopi Arabika, sehingga kondisi ini dikhawatirkan dapat menurunkan hasil panen dan memicu kenaikan harga kopi, yang pada akhirnya dapat menambah beban biaya produksi bagi Mayora Indah.

Sementara itu, harga gula turun sekitar 3,3%, terutama karena penguatan nilai tukar dolar AS dalam tiga bulan terakhir. Penurunan harga minyak mentah juga berkontribusi pada penurunan harga gula, karena produsen cenderung mengurangi produksi etanol dan meningkatkan pasokan gula. Harga gula yang lebih rendah ini bisa menguntungkan perusahaan konsumen seperti Mayora Indah, Unilever Indonesia, dan perusahaan lainnya yang menggunakan gula sebagai bahan baku utama.

Secara keseluruhan, harga bahan baku menunjukkan tren yang bervariasi. ICBP tetap menjadi pilihan utama dengan target harga saham di level Rp14.000 per lembar karena perusahaan ini dapat diuntungkan dari penurunan harga gandum. Namun, Mayora Indah diperkirakan menghadapi tantangan dalam menjaga margin keuntungan karena harga kopi dan kakao yang terus meningkat.

 

Disclaimer: Informasi dalam konten ini hanya dimaksudkan sebagai referensi dan bahan pertimbangan. Setiap investasi mengandung risiko. Segala keputusan investasi menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing investor.