Pada periode 2-6 Desember 2024, harga rata-rata ayam broiler berada di sekitar Rp20.170 per kilogram, turun 3,6% dibanding minggu sebelumnya dan 1,5% dari bulan lalu, namun masih naik 8,1% secara YTD. Sementara itu, harga rata-rata DOC (Day Old Chick) stabil di Rp6.750 per ekor. Meskipun harga ayam broiler sempat menurun, nilainya tetap berada di atas titik impas (BEP), didukung oleh penurunan harga bahan baku.

Untuk bahan baku, harga jagung lokal naik tipis 0,8% dibanding minggu sebelumnya, didorong oleh curah hujan tinggi yang menghambat panen di beberapa wilayah. Sementara itu, harga SBM impor (soybean meal) relatif stabil di sekitar USD294 per ton, namun jika dibandingkan dengan rata-rata sepanjang tahun yang berada di USD337 per ton, terjadi penurunan sekitar 25,5%. Stabilitas harga ini memberikan peluang bagi pelaku usaha unggas untuk menekan biaya produksi.

Melihat kondisi ini, kami memperkirakan bahwa seluruh segmen industri perunggasan akan mendapatkan marjin yang lebih baik di kuartal terakhir 2024. Faktor pendukungnya termasuk pengurangan pasokan oleh produsen dan harga bahan baku yang lebih rendah. Perusahaan seperti JPFA dan MAIN diproyeksikan memiliki valuasi yang menarik karena mereka akan diuntungkan oleh berbagai insentif, seperti program makan siang gratis, kebijakan pemerintah yang mendukung, pelonggaran kuota impor bibit unggas pada Juni 2024, serta program lainnya.

 

Disclaimer: Informasi dalam konten ini hanya dimaksudkan sebagai referensi dan bahan pertimbangan. Setiap investasi mengandung risiko. Segala keputusan investasi menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing investor.