Antara 7-13 Juni 2024, harga tembaga turun sebesar 2,0%. Penurunan ini terjadi karena investor melihat adanya potensi peningkatan pasokan setelah tercapainya kesepakatan awal mengenai upah antara BHP dan pekerjanya di tambang tembaga Spence di Chile, yang diharapkan dapat mencegah mogok kerja. Sebagai informasi, tambang ini memproduksi hampir 250 ribu ton tembaga per tahun, 5,0% dari total pasokan tembaga di Chile.

Tambang Ivanhoe mengumumkan pada 11 Juni 2024 bahwa mereka telah mulai memproduksi konsentrat tembaga di Tahap 3 proyek Kamoa-Kakula di Republik Demokratik Kongo, tambang tembaga terbesar ketiga di dunia. Hebatnya, Tahap 3 ini selesai hampir dua kuartal lebih cepat dari jadwal.

Kami di Samuel Sekuritas Indonesia tetap optimis dengan perkiraan harga tembaga untuk tahun 2024 (FY24) di angka USD 9.500/ton, meskipun harga saat ini (YTD) berada di USD 9.049/ton. Kami yakin bahwa pasokan tembaga global tidak akan meningkat secara signifikan dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan oleh dua faktor utama: cadangan yang semakin menipis dan penurunan kadar bijih tembaga. Selain itu, pengurangan belanja modal untuk eksplorasi, masalah perizinan, kurangnya pendanaan, gangguan cuaca, perubahan situasi politik di negara penghasil tembaga seperti Chile dan Peru, serta penundaan dalam peningkatan kapasitas produksi di proyek-proyek besar di seluruh dunia, dapat menghambat kegiatan produksi.