Salah satu bank BUMN terbesar di Indonesia yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp60.15 triliun pada 2024, naik tipis 0,1% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan angka tahun sebelumnya sebesar Rp60,100 triliun.

Pada kuartal IV 2024, pendapatan bunga bersih (NII) BBRI tumbuh 6,8% dibanding tahun sebelumnya, yang didorong oleh kenaikan hasil aset produktif sebesar 10,9% dan pertumbuhan kredit sebesar 7%. Selain itu, pendapatan non-bunga juga naik 26,6% berkat peningkatan dari sumber pendapatan lainnya yang tumbuh 24,1% secara tahunan, mencerminkan adanya pemulihan ekonomi yang semakin kuat.

DI tahun 2025 ini, BBRI berpeluang untuk terus mengembangkan kredit Kupedes, dengan proyeksi pertumbuhan sekitar 7-10%. Hal ini didukung oleh proses seleksi kredit yang lebih ketat, yang dapat meningkatkan hasil pendapatan dari kredit sehingga mampu mengimbangi kenaikan biaya dana yang terjadi di kuartal sebelumnya.

Di sisi lain, tantangan yang mungkin dihadapi BBRI adalah tekanan terhadap margin bunga bersih (NIM) serta potensi kenaikan kredit bermasalah (NPL) yang diperkirakan mencapai 2,8% pada akhir 2024. Hal ini karena adanya rencana restrukturisasi pinjaman mikro senilai Rp15-20 triliun, yang berisiko dikategorikan sebagai kredit bermasalah di kemudian hari dan dapat meningkatkan biaya kredit lebih lanjut. Selain itu, kinerja saham BBRI yang cukup baik sepanjang tahun ini juga bisa memicu aksi ambil untung oleh investor, yang berpotensi mempengaruhi pergerakan harga saham ke depan.