PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp55,78 triliun di kuartal IV-2024, naik 1,3% secara Year on Year (YoY) dari angka di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp55,06 Triliun.

Bank Mandiri juga mencatat pertumbuhan kredit yang solid di kuartal keempat 2024, meningkat 19,5% dibanding tahun sebelumnya, terutama didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi yang naik 26,7% dan kredit komersial yang tumbuh 23%. Rasio pinjaman terhadap simpanan (LAR) juga membaik menjadi 6,8%, yang berdampak pada penurunan biaya kredit (CoC) menjadi 0,79%, lebih rendah dari proyeksi tahun 2024 sebesar 1%.

Namun, margin bunga bersih (NIM) masih menghadapi tekanan, turun menjadi 4,9% akibat meningkatnya biaya dana (CoF) yang mencapai 2,3%. Kenaikan ini disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan simpanan industri serta kondisi suku bunga tinggi yang masih berlangsung.

BMRI berencana meningkatkan penyaluran kredit ke sektor ritel, yang bisa membantu menyesuaikan tingkat suku bunga pinjaman guna mengurangi tekanan pada margin keuntungan. Selain itu, performa saham BMRI yang kurang optimal saat ini justru bisa menjadi peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan.

Meski begitu, ada risiko yang perlu diperhatikan, terutama terkait potensi kenaikan kredit bermasalah (NPL) dari level 0,97% di tahun 2024. Jika ekspansi kredit komersial dilakukan tanpa pengelolaan risiko yang baik, hal ini dapat menyebabkan peningkatan biaya kredit serta memicu aksi jual saham oleh investor yang mencari keuntungan jangka pendek.