News & Events

Analyst Commentaries

17 February 2025

By

Kinerja Perbankan di Akhir 2024

kinerja perbankan

Sepanjang kuartal keempat 2024, sektor perbankan mencatatkan laba bersih sebesar Rp50,3 triliun, turun sekitar 5,5% dibanding kuartal sebelumnya dan turun 3,2% secara tahunan. BRIS menjadi bank dengan kinerja terbaik, ditopang oleh pertumbuhan kredit yang kuat, naik hampir 16% dibanding tahun sebelumnya, serta biaya kredit yang lebih rendah. Namun, secara keseluruhan, likuiditas masih menjadi tantangan besar rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) naik cukup signifikan, yang pada akhirnya menyebabkan biaya kredit ikut naik.

Ke depan, pertumbuhan kredit perbankan diperkirakan akan melambat akibat daya beli masyarakat yang masih lemah, margin keuntungan yang tergerus, serta tekanan biaya kredit yang semakin meningkat. Isu utama yang perlu diwaspadai adalah biaya dana yang diperkirakan tetap tinggi pada 2025, sehingga bisa berdampak pada profitabilitas bank. BBCA menjadi satu-satunya bank yang telah mengindikasikan rencana untuk menaikkan suku bunga kredit, khususnya di segmen konsumer, sementara bank-bank lain kemungkinan besar masih menghadapi tekanan biaya operasional.

Dalam jangka pendek, harga saham sektor perbankan berpotensi tetap tertekan, salah satunya karena downgrade estimasi laba kuartal ini oleh para analis. Selain itu, kepastian terkait transisi BUMN ke Danantara juga akan menjadi faktor penentu, karena akan berdampak pada kebijakan dividen yang baru akan diputuskan dalam RUPS Maret 2025. Saat ini, bank-bank BUMN masih menawarkan imbal hasil dividen yang menarik, mencapai 9%, dengan total laba bersih sektor ini diperkirakan sekitar Rp140 triliun pada 2024, di mana Rp100 triliun di antaranya kemungkinan akan dibagikan sebagai dividen tunai kepada Danantara.

Di tengah kondisi ini, bank yang memiliki imbal hasil dividen tinggi, rasio dana murah (CASA) yang solid, serta kualitas aset yang lebih baik diperkirakan akan lebih siap dalam menjaga biaya kredit tetap rendah. Oleh karena itu, rekomendasi utama kami untuk sektor perbankan saat ini adalah BBRI (dengan target harga Rp5.500) dan BBCA (dengan target harga Rp12.000), yang keduanya memiliki potensi kenaikan lebih dari 30%.

Disclaimer: Informasi dalam konten ini hanya dimaksudkan sebagai referensi dan bahan pertimbangan. Setiap investasi mengandung risiko. Segala keputusan investasi menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing investor.

Share This:

Related

investor beralih ke emas

Analyst Commentaries

Ketidakpastian Ekonomi Global, Investor Beralih ke Emas sebagai Safe Haven

harga tembaga

Analyst Commentaries

Dinamika Pasar Tembaga

harga nikel

Analyst Commentaries

Harga Nikel Naik! Apa yang Mendorong Tren Positif Ini?

harga emas

Analyst Commentaries

Harga Emas Makin Bersinar!