PT Indosat Tbk (ISAT) berhasil membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas sebesar Rp4,9 triliun di 2024, tumbuh sebesar 4,5% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp4,5 triliun.

Pada kuartal keempat 2024, ISAT mencatat pertumbuhan trafik data yang cukup kuat, naik 10,9% dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) ISAT mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah, yaitu Rp38.900, naik 1% dibanding tahun lalu dan 4,6% dibanding kuartal sebelumnya.

Namun, meski mencatat pertumbuhan trafik data yang baik, laba bersih ISAT di kuartal keempat 2024 justru mengalami penurunan tajam hingga 39,9% dibanding tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh tingginya biaya pemeliharaan, depresiasi aset, serta high base effect dari keuntungan penjualan aset di 2023.

DI 2025, ISAT memiliki peluang besar untuk terus bertumbuh melalui ekspansi di segmen B2B, seperti layanan cloud dan GPU-as-a-Service, yang berpotensi meningkatkan EBITDA perusahaan. Selain itu, lalu lintas layanan internet rumah (Fixed Broadband) ISAT juga diperkirakan akan meningkat, didukung oleh paket yang lebih terjangkau dan kualitas jaringan yang semakin baik.

Meski begitu, ISAT tetap menghadapi tantangan besar, terutama dari persaingan harga yang semakin ketat. Paket yang semakin murah bisa memicu perang harga, yang pada akhirnya membuat pasar semakin tidak stabil dan memperlambat pertumbuhan industri. Selain itu, daya beli masyarakat yang menurun bisa menyebabkan lebih banyak pelanggan memilih paket dengan harga lebih rendah (down-trading), yang semakin memperburuk perang harga.