PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mencatat kinerja yang solid pada kuartal III 2025 dengan membukukan pendapatan sebesar USD 63 juta atau tumbuh 9,0% secara kuartalan. Capaian tersebut membuat total pendapatan selama sembilan bulan pertama tahun ini mencapai USD 184 juta, meningkat 69,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hasil ini sejalan dengan perkiraan perusahaan maupun konsensus pasar, masing-masing sebesar 75% dan 76% dari target tahunan 2025. Pertumbuhan pendapatan terutama ditopang oleh peningkatan penjualan emas yang mencapai USD 61 juta atau naik 8,7% dari kuartal sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh harga jual rata-rata yang lebih tinggi, yaitu USD 3.468 per ons atau naik 5,7%, serta volume penjualan yang meningkat menjadi 17.558 ons atau tumbuh 2,9%.

Meski margin kotor mengalami tekanan akibat kenaikan tarif royalti menjadi 15,7% dari sebelumnya 13,8%, kinerja operasional perusahaan tetap kuat berkat efisiensi biaya tambang yang lebih baik. Peningkatan kualitas bijih emas menjadi 1,5 gram per ton turut membantu menekan biaya produksi dan membuat laba kotor melampaui ekspektasi, masing-masing mencapai 80,7% dari proyeksi internal dan 81,7% dari perkiraan konsensus. Dari sisi operasional, BRMS membukukan EBITDA sebesar USD 21 juta atau turun 15,7% dibanding kuartal sebelumnya. Namun secara kumulatif, EBITDA selama sembilan bulan pertama tahun ini mencapai USD 76 juta, melonjak 121,2% secara tahunan dan berada di atas perkiraan internal maupun pasar.

Ke depan, BRMS menyiapkan sejumlah proyek strategis untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang. Perseroan berencana meningkatkan kapasitas pabrik Carbon-in-Leach (CIL) pertama dari 500 ton per hari menjadi 2.000 ton per hari guna mengoptimalkan kadar bijih emas yang lebih tinggi dari proyek penambangan bawah tanah. Ekspansi ini diharapkan mulai memberikan kontribusi pada kuartal IV 2026 atau awal 2027. Sementara itu, proyek tambang bawah tanah perusahaan juga berjalan sesuai jadwal dan menargetkan produksi pada kuartal IV 2027 dengan perkiraan kadar emas lebih dari 4 gram per ton. Peningkatan kualitas bijih ini diyakini akan berdampak positif terhadap volume produksi dan profitabilitas perusahaan. Selain itu, proyek tembaga di Gorontalo juga diharapkan mencapai tonggak penting dengan penerbitan laporan sumber daya dan cadangan tembaga bersertifikat JORC pada tahun 2027, yang dapat membuka peluang ekspansi dan peningkatan valuasi di masa mendatang.

Melihat perkembangan tersebut, Tim Riset Samuel Sekuritas Indonesia melakukan penyesuaian signifikan terhadap proyeksi BRMS dengan menaikkan asumsi harga emas menjadi USD 3.345 per ons untuk tahun 2025 dan USD 4.500 per ons untuk tahun 2026, serta menurunkan estimasi biaya tambang berdasarkan kinerja hingga kuartal III 2025. Revisi ini membuat proyeksi laba tahun 2025 dan 2026 meningkat masing-masing sebesar 34,6% dan 72,6%. Dengan prospek yang semakin kuat, tim riset mempertahankan rekomendasi BUY untuk saham BRMS dengan target harga berbasis SOTP yang lebih tinggi, yakni Rp1.300 per saham, mencerminkan potensi kenaikan sekitar 40%. Saat ini, saham BRMS diperdagangkan pada valuasi 2026F EV/Reserves sebesar USD 12.183 per ons, yang dinilai masih menarik dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Meski demikian, tim riset menyoroti adanya risiko seperti harga emas yang berpotensi lebih rendah dari perkiraan serta kemungkinan keterlambatan proyek yang dapat memengaruhi kinerja ke depan.

Disclaimer: Informasi dalam konten ini hanya dimaksudkan sebagai referensi dan bahan pertimbangan. Setiap investasi mengandung risiko. Segala keputusan investasi menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing investor.

Full Report

Link