Selama periode 11-17 Oktober 2024, harga batu bara rata-rata turun ke sekitar USD 148.8 per ton, atau turun sekitar 0,9% dari minggu sebelumnya. Penurunan ini dipengaruhi oleh turunnya harga minyak, seiring dengan meredanya ketegangan di Timur Tengah, serta aktivitas pelabuhan dan produksi di China yang melambat setelah libur panjang akibat berkurangnya permintaan.

Selain itu, beberapa indikator menunjukkan bahwa konsumsi batu bara berpotensi kembali menurun. Inggris menjadi negara G7 pertama yang menghentikan penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik, ditandai dengan penutupan pabrik pembangkit berkapasitas 2.000 MW di Nottinghamshire. Sementara itu, India sedang memperluas jaringan listriknya dengan investasi besar senilai USD 109 miliar untuk mendukung pertumbuhan energi terbarukan, dengan target kapasitas 500 GW pada tahun 2030 dan 600 GW pada tahun 2032. Di Korea Selatan, impor batu bara pada September juga mengalami penurunan menjadi 9,47 juta ton, atau sekitar 14,78% lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dan hampir 3% lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

Melihat kondisi ini, kami tetap optimis dengan proyeksi harga batu bara hingga akhir tahun 2024 di angka sekitar USD 136 per ton. Saham ADRO masih menjadi pilihan utama kami dengan target harga IDR 4.700 per saham, terutama karena rencana pemisahan bisnisnya serta dividen yang cukup menarik.

 

Disclaimer: Informasi dalam konten ini hanya dimaksudkan sebagai referensi dan bahan pertimbangan. Setiap investasi mengandung risiko. Segala keputusan investasi menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing investor.