Highlights

• The Fed Pertahankan Suku Bunga di Tengah Risiko Global: Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga acuannya di 4.25%–4.50%, yang menyiratkan hanya akan ada dua kali pemangkasan suku bunga pada tahun 2025 di tengah meningkatnya ketidakpastian akibat tarif, kenaikan harga minyak, dan ketidakstabilan geopolitik—yang memberikan tekanan pada pasar negara berkembang termasuk Indonesia.

 

• ⁠Bank Indonesia Tahan Suku Bunga: BI mempertahankan suku bunga acuannya di 5.5%, dengan alasan defisit transaksi berjalan yang melebar, inflasi impor, dan lambatnya dampak penurunan suku bunga ke pasar kredit setelah pemangkasan pada bulan Mei.

 

• ⁠Surplus Perdagangan Capai Level Tertinggi dalam 2 Tahun, Namun Tekanan Fiskal Meningkat: Indonesia membukukan surplus perdagangan sebesar USD 4.9 miliar pada bulan Mei 2025, didorong oleh ekspor komoditas yang kuat dan impor yang menurun. Namun, penurunan 10% dalam penerimaan pajak dan lonjakan 164% dalam penerbitan instrument utang pemerintah menandakan tekanan anggaran yang semakin meningkat.

 

• Danantara Memperluas Peran Investasi Strategis: Danantara berkomitmen untuk mengalokasikan IDR 130 triliun untuk perumahan dan bermitra dengan INA untuk investasi petrokimia senilai USD 800 juta, sembari memulai konsolidasi BUMN untuk beralih dari subsidi ke pendanaan berbasis kinerja.

 

• Diversifikasi Perdagangan dan Penyesuaian Pasar: Indonesia membatalkan pembicaraan tarif dengan AS dan berfokus pada penyelesaian CEPA dengan UE dan Kanada, sembari juga meneruskan upaya masuk ke CPTPP dan OECD. Sementara itu, IHSG jatuh ke level terendah dalam dua bulan di tengah sentimen hati-hati di kalangan investor.