Bullish rally di pasar SBN terus berlanjut pada Jumat lalu (17/11) ditandai dengan kenaikan indeks ICBI dan IDMA sebesar 0.3%. Bond trader notes kami menunjukkan penurunan yield seri FR0096 terus berlanjut mencapai 6.65% (16/11: 6.7%), yang setara dengan batas bawah JIBOR 1M (6.66%), meskipun yield 10Y INDOGB tetap bertahan di 6.95%. Sedangkan, yield 5Y maupun 2Y INDOGB turun masing-masing -7 dan -2 bps menjadi 6.65% dan 6.89%, seiring menurunnya suku bunga SRBI 12M menjadi 6.9% (lihat fixed income news). Aksi beli di pasar SBN berpeluang berlanjut minggu ini karena bullish rally yang masih berlanjut di pasar global, yang ditandai dengan kenaikan indeks obligasi EMBI untuk emerging market 0.2%. Akan tetapi, kami melihat potensi upside semakin terbatas, terutama untuk instrumen INDOGB dengan tenor 10Y yang yieldnya berada di batas JIBOR 1M. Kami memperkirakan yield 10Y INDOGB akan berfluktuasi stabil hari ini di rentang 6.7-6.9%, yang diikuti konsolidasi Rupiah di rentang IDR 15,400-15,500 per USD.
Fixed Income News: Permintaan terhadap SRBI kembali meningkat menjadi IDR 21.6tn (15/11: IDR 18.2tn). Naiknya tingkat permintaan terhadap SRBI diikuti dengan penurunan tingkat suku bunga diskonto SRBI 12M menjadi 6.9% (15/11: 6.94%). Namun, rilis SRBI baru dibatasi oleh Bank Indonesia pada level IDR 8.5tn (15/11: IDR 7tn). Walaupun suku bunga SRBI berada dalam tren menurun, kami masih mempertahankan proyeksi kenaikan suku bunga acuan 7DRRR menjadi 6.25%. (Bank Indonesia)
Global Economic News: Pertumbuhan PDB Malaysia meningkat pada 3Q23 menjadi 3.3% yoy (2Q23: 2.9% yoy; Cons: 3% yoy). Kenaikan ini disebabkan meningkatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga menjadi 4.6% yoy (2Q23: 4.3% yoy) dan belanja fiskal pemerintah menjadi 6.2% yoy (2Q23: 4.6% yoy). Sedangkan, pertumbuhan investasi melambat menjadi 4.5% yoy (2Q23: 5.1% yoy). Menurut kami, ada kemungkinan pemerintah Malaysia gagal mencapai target pertumbuhan PDB 4% untuk FY23, sehingga hal ini dapat mendorong Bank Sentral Malaysia (BNM) untuk tetap menahan suku bunga di 3%. (Channel News Asia)
Domestic Economic News: Survei BI indikasikan harga properti residensial terus naik di 3Q23 sebesar 1.96% yoy (2Q23: 1.92% yoy). Walaupun harga properti residensial berlanjut naik, tingkat penjualan properti masih terkontraksi -6.59% yoy (2Q23: -12.3% yoy). Hal ini konsisten dengan hasil survei indeks penjualan riil dan indeks kepercayaan konsumen yang mengindikasikan stagnasi tingkat pertumbuhan belanja rumah tangga. (Bank Indonesia)
Recommendation: FR0096, FR0097, FR0098, FR0100, FR0101.
Samuel Sekuritas Indonesia is a leading Indonesian securities brokerage firm. Established in 1997, the firm has grown to become one of the most respected and trusted financial services companies in the country. With a wide range of services and products, Samuel Sekuritas Indonesia has become a trusted partner to many investors, both institutional and individual.
The company offers a variety of financial services, including equity, debt and derivative securities brokerage services, research and portfolio management, asset management and capital market services, as well as a range of other investment solutions. Samuel Sekuritas Indonesia is also a leader in providing financial education and training, and has established itself as a leading provider of investor relations services.
The company has a strong research capability and is committed to providing its clients with up-to-date and reliable market analysis and recommendations. It also has a team of experienced and knowledgeable professionals who are dedicated to providing quality service to its clients. As a result, Samuel Sekuritas Indonesia has become a preferred partner for many investors in Indonesia.
In addition to its financial services, Samuel Sekuritas Indonesia also offers a range of other services, such as corporate finance and advisory services, mergers and acquisitions, and venture capital.