Ikhtisar

Prospek ekonomi Indonesia untuk tahun 2025 cenderung stabil; IMF dan Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan PDB sebesar 5.1%, sedikit di bawah ekspektasi pemerintah. Pertumbuhan investasi diperkirakan melambat pada Q1 2025, sementara dorongan industrialisasi Presiden Prabowo Subianto mendorong transformasi ekonomi berskala besar. Investasi asing terus bertambah, termasuk pembiayaan USD 16 miliar dari Qatar untuk proyek perumahan dan pembicaraan perdagangan mata uang Rusia-Indonesia. Sektor energi berfokus pada swasembada bahan bakar, tender migas, dan penyesuaian produksi nikel, sementara investasi energi terbarukan terus berlanjut di tengah ketegangan perdagangan AS-Tiongkok. Pasar modal dan perbankan tetap stabil; Bank BTN mengembangkan bisnis perbankan syariahnya, dan sektor property mulai bangkit kembali. Dari dunia politik, Prabowo mendapat approval rating tinggi meskipun ada kendala dalam program makanan gratis, sementara Indonesia memperkuat hubungan dengan ASEAN dan menolak usulan AS terkait relokasi warga Palestina. Kekhawatiran keamanan terus berlanjut dengan meningkatnya kasus kekerasan polisi dan upaya antikorupsi yang sedang berlangsung. Di sektor ekonomi digital, Kementerian Komdigi mendorong transformasi digital Indonesia, dengan pertumbuhan pusat data yang nilainya diproyeksikan mencapai USD 360 miliar. Kebijakan lingkungan masih memicu kontroversi, di tengah perkembangan perdagangan karbon dan kekhawatiran atas rencana konversi hutan. Sementara itu, pembangunan IKN terus berlanjut meskipun ada pemotongan anggaran, dan peraturan poligami di Jakarta memicu perdebatan publik. Prospek pasar Indonesia tetap optimis tetapi menghadapi kendala pelaksanaan, risiko eksternal, dan masalah lingkungan.