Ikhtisar

Perekonomian Indonesia terus menunjukkan kekuatannya, yang ditunjukkan oleh keputusan mengejutkan Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 6%, sesuai dengan perkiraan tetapi bertentangan dengan ekspektasi pasar. Keputusan ini menunjukkan keyakinan terhadap fundamental ekonomi makro Indonesia, termasuk cadangan devisa yang kuat, surplus perdagangan yang konsisten, inflasi yang rendah, dan arus masuk asing yang signifikan ke pasar ekuitas dan obligasi. DPR menyetujui peningkatan belanja di tahun 2025 guna mendukung pemerintahan Presiden terpilih Prabowo, dengan alokasi yang besar untuk infrastruktur dan program sosial. Terkait perdagangan, Indonesia membukukan surplus dagang USD 2.89 miliar di bulan Agustus, didukung angka ekspor tertinggi sejak akhir tahun 2022. Selain itu, integrasi regional melalui ASEAN juga mendukung perdagangan, sementara proyek LNG Tangguh mencapai rekor produksi gas, yang semakin memperkuat sektor energi Indonesia. Pembangunan smelter nikel HPAL pertama di Indonesia menandai progress Indonesia menuju industri hijau dan produksi kendaraan listrik. Namun, peningkatan impor beras yang signifikan dan perubahan kepemimpinan dalam KADIN telah menimbulkan ketidakpastian. Meskipun demikian, nilai tukar rupiah menguat menjelang keputusan BI dan The Fed, yang mencerminkan meningkatnya keyakinan terhadap lintasan ekonomi Indonesia.