Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan BI Rate (7DRRR) di level 6% pada pengumuman Rapat Dewan Gubernur terakhir untuk tahun 2023 hari ini (21/12), sejalan dengan konsensus (Nov: & Cons: 6%) maupun pernyataan Gubernur BI Perry Warjiyo pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023 yang dilaksanakan pada November lalu (29/11). Dalam acara tersebut, Gubernur Perry menegaskan rencananya untuk menahan suku bunga BI rate di 6% hingga 2025 untuk menjaga stabilitasi makro, terutama nilai tukar Rupiah (Janji tahan suku bunga sampai 2025, BI keluarkan 4 jurus).
Seiring menguatnya Rupiah serta naiknya cadangan devisa BI dalam dua bulan terakhir (lihat Chart 1), kami memprediksi BI akan mengubah posisinya menjadi lebih dovish. Keputusan Federal Reserve untuk meningkatkan besaran proyeksi pemangkasan suku bunga FFR di 2024 menjadi 75 bps (Prev: 50 bps) juga akan berpengaruh terhadap posisi kebijakan moneter BI.
Dengan mempertimbangkan euforia dovish pivot yang tengah berlangsung di pasar global, kami memperkirakan BI akan memangkas suku bunga sebesar 75 bps menjadi 5.25% pada 2024. Proyeksi ini didasarkan pada asumsi The Fed akan mengadopsi skenario dovish pivot yang lebih konservatif, yaitu dimulainya pemangkasan suku bunga acuan FFR mulai 2Q24 (bulan Mei) dengan besaran pemangkasan 6X25 bps menjadi 4% (lihat Chart 2).
Keputusan kami untuk mengadopsi skenario dovish pivot yang lebih konservatif didasarkan pada estimasi rata-rata laju inflasi headline dan core bulanan PCE Amerika Serikat 0.2% mom di 2024. Dalam skenario ini, kami memperkirakan inflasi AS 2024 akan stabil di kisaran 2.4-2.6% yoy. Sedangkan, skenario dovish pivot yang saat ini diadopsi oleh para pelaku pasar global (pemangkasan suku bunga dimulai bulan Maret) lebih agresif karena mengasumsikan rata-rata laju inflasi bulanan 0.15% mom (lihat Chart 3).
Selain mempertimbangkan euforia dovish pivot pada tingkat global, kami juga menaruh perhatian terhadap kondisi keseimbangan eksternal Indonesia, yakni potensi melebarnya defisit neraca berjalan menjadi -0.9% terhadap PDB di 2024. Pelebaran tersebut disebabkan oleh merosotnya ekspor komoditas di 2024 yang kemungkinan dipicu oleh resesi ekonomi di sejumlah negara, seperti Jepang dan berbagai negara di zona Euro. Menghadapi situasi tersebut, BI perlu memperlebar selisih suku bunga acuan (policy rate spread) dengan The Fed dari posisi sekarang 50 bps menjadi 125 bps dengan memangkas suku bunga lebih rendah. Dengan langkah kebijakan tersebut, kami memperkirakan Rupiah akan stabil di kisaran IDR 15,400-15,600 per USD pada 2024 (lihat Chart 4).
Samuel Sekuritas Indonesia is a leading Indonesian securities brokerage firm. Established in 1997, the firm has grown to become one of the most respected and trusted financial services companies in the country. With a wide range of services and products, Samuel Sekuritas Indonesia has become a trusted partner to many investors, both institutional and individual.
The company offers a variety of financial services, including equity, debt and derivative securities brokerage services, research and portfolio management, asset management and capital market services, as well as a range of other investment solutions. Samuel Sekuritas Indonesia is also a leader in providing financial education and training, and has established itself as a leading provider of investor relations services.
The company has a strong research capability and is committed to providing its clients with up-to-date and reliable market analysis and recommendations. It also has a team of experienced and knowledgeable professionals who are dedicated to providing quality service to its clients. As a result, Samuel Sekuritas Indonesia has become a preferred partner for many investors in Indonesia.
In addition to its financial services, Samuel Sekuritas Indonesia also offers a range of other services, such as corporate finance and advisory services, mergers and acquisitions, and venture capital.