Ancaman reakselerasi inflasi akibat kenaikan harga minyak mentah global [Brent: USD 90.6 per bbl semalam (6/9)] masih menjadi momok bagi para investor global, terutama di emerging market. Hal ini terlihat dari berlanjutnya penurunan indeks obligasi EMBI untuk emerging market sebesar -0.4% semalam. Indeks ICBI juga ikut turun -0.2%, dan imbal hasil (yield) 10Y INDOGB naik 10 bps menjadi 6.54%. Akan tetapi, persepsi investor asing terhadap pasar obligasi domestik sepertinya sudah mulai bergeser menjadi lebih positif, yang tercermin dari arus masuk modal asing pada Selasa lalu (5/9) sebesar USD 270.8mn. Ada kemungkinan optimisme investor asing masih akan tetap tinggi karena terjadinya bearish steepening dalam 2 hari terakhir, yang mengakibatkan yield spread INDOGB 10Y Vs. 2Y naik menjadi 22 bps (5/9: 13 bps). Kami mempertahankan rekomendasi Overweight INDOGB 2Y kami dengan target yield 6% dan yield spread 10Y Vs. 2Y di 40 bps. Kami memperkirakan yield 10Y INDOGB dan Rupiah masih akan melemah ke rentang masing-masing di 6.55-6.65% dan IDR 15,300-15,400 per USD hari ini.
Fixed Income News: Pefindo umumkan total nilai obligasi jatuh tempo September capai IDR 19.28tn. Angka ini merupakan yang tertinggi dibandingkan bulan-bulan mendatang, yakni Oktober (IDR 7.51tn), November (IDR 7.65tn), dan Desember (IDR 11.2tn). Sehingga, aktivitas IPO obligasi untuk keperluan refinancing akan dilakukan sebagian besar di bulan ini dan Desember. (Emitennews)
Global Economic News: PMI jasa ISM AS naik diluar dugaan pada bulan Agustus menjadi 54.5 (Prev: 52.7; Cons: 52.5). Kenaikan indeks PMI jasa ISM mengkonfirmasi kuatnya daya tahan perekonomian Amerika Serikat dari tekanan kebijakan suku bunga tinggi. Hal ini bisa mendorong Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga kembali di 4Q23 demi menjamin penurunan inflasi menuju target 2% di 2024. Saat ini, 41% analis memprediksi suku bunga FFR naik 25 bps menjadi 5.75% di bulan November atau Desember. (Reuters)
Domestic Economic News: Kementerian Koperasi dan UMKM desak pelarangan aktivitas social-commerce melalui TikTok Shop. Usulan ini dibuat dengan pertimbangan TikTok bisa mempengaruhi dan memonitor aktivitas belanja konsumen melalui sarana dan prasarana sosial medial mereka, serta memonopoli aktivitas pembayaran dan logistik. Disamping itu, TikTok Shop juga memungkinkan produsen di luar negeri menawarkan produknya tanpa terhalang regulasi impor. Usulan pelarangan aktivitas social-commerce juga mengacu pada kebijakan serupa di berbagai negara, seperti AS, Kanada, Inggris, Uni Eropa, India, Taiwan, dst. (Kontan)
Recommendation: FR0040, FR0056, FR0081, FR0084, FR0086, FR0096, FR0097, FR0098.
Samuel Sekuritas Indonesia is a leading Indonesian securities brokerage firm. Established in 1997, the firm has grown to become one of the most respected and trusted financial services companies in the country. With a wide range of services and products, Samuel Sekuritas Indonesia has become a trusted partner to many investors, both institutional and individual.
The company offers a variety of financial services, including equity, debt and derivative securities brokerage services, research and portfolio management, asset management and capital market services, as well as a range of other investment solutions. Samuel Sekuritas Indonesia is also a leader in providing financial education and training, and has established itself as a leading provider of investor relations services.
The company has a strong research capability and is committed to providing its clients with up-to-date and reliable market analysis and recommendations. It also has a team of experienced and knowledgeable professionals who are dedicated to providing quality service to its clients. As a result, Samuel Sekuritas Indonesia has become a preferred partner for many investors in Indonesia.
In addition to its financial services, Samuel Sekuritas Indonesia also offers a range of other services, such as corporate finance and advisory services, mergers and acquisitions, and venture capital.