Ikhtisar

Pasar AS menguat di tengah rilis data inflasi tahunan AS yang turun ke 3% pada bulan Juni 2024, lebih baik dari perkiraan. Penurunan ini membantu memperkuat pasar keuangan dan bisa saja meyakinkan The Fed untuk memulai siklus penurunan suku bunga, yang meningkatkan minat investor, terutama di sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga seperti real estate dan teknologi. Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Abu Dhabi untuk membahas peluang investasi di IKN dengan pengusaha UEA Mohamed Alabbar menunjukkan hubungan ekonomi strategis antara Indonesia dan UEA. Sementara itu, masalah keuangan PT Wijaya Karya akibat proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung dan pembatasan subsidi bahan bakar yang akan dilakukan di Indonesia menunjukkan masalah keuangan dalam negeri. Di sektor energi, perkembangan penting termasuk peresmian proyek minyak dan gas di Blok Mahakam oleh SKK Migas dan proyeksi Rystad Energy mengenai potensi produksi gas lepas pantai Asia Tenggara yang nilainya diperkirakan mencapai USD 100 miliar pada tahun 2028. Diversifikasi ekonomi Indonesia semakin terlihat oleh potensi dicabutnya larangan ekspor bauksit, masuknya Indonesia di jajaran produsen emas terbesar dunia, dan masuknya pembangkit listrik tenaga nuklir di rencana energi tahun 2033. Langkah penting lainnya termasuk target VinFast mencari pinjaman sebesar USD 250 juta untuk pembangunan pabrik di Subang, pencatatan tiga sukuk Indonesia di Nasdaq Dubai, dan usulan untuk membatasi kenaikan harga tiket pesawat. Ekonomi digital semakin maju dengan Menteri Erick Thohir mendesak penambahan investasi dari TikTok dan pembangunan lokasi cloud Palo Alto Networks di Indonesia. Inisiatif lingkungan hidup termasuk pedoman untuk bisnis kelapa sawit bebas deforestasi, pengembangan energi angin, dan tinjauan terhadap cagar biosfer UNESCO. Pada saat yang sama, Indonesia sedang merumuskan perjanjian perdagangan dengan Kanada dan Iran, sementara keterlibatan Timor-Leste dengan Tiongkok memicu diskusi strategis regional.