Investor global mengambil posisi menunggu dan berhati-hati (wait and see) yang tercermin dari pergerakan sideways di pasar obligasi global tadi malam (12/6). Di waktu yang sama, indeks komoditas semakin tertekan seiring dengan menguatnya ekspektasi kenaikan terminal rate pada bulan Juli. Indeks komoditas S&P-Goldman Sachs tercatat turun -3.3%. Menurut kami, kenaikan suku bunga terminal the Fed di bulan Juli masih bersifat kondisional. Hal ini ditentukan oleh rilis data inflasi CPI bulan Mei dan Juni, serta data inflasi PCE umum (headline) dan inti bulan Mei. Saat ini, pasar memperkirakan penurunan inflasi headline dan inti CPI masing-masing menjadi 4.1% dan 5.2% yoy. Menurut kami, probabilita kenaikan terminal rate the Fed akan menurun bila inflasi CPI Mei turun hingga lebih rendah dari 4% (inti lebih rendah dari 5%). Bila yang terjadi adalah sebaliknya, maka probabilita kenaikan terminal rate di bulan Juli akan tetap tinggi (60%). Kami memprediksi yield INDOGB 10Y akan bergerak mendatar di rentang 6.3-6.4% hari ini, diikuti konsolidasi Rupiah dalam rentang IDR 14,800-14,900 per USD.
Fixed Income News: Kementerian Keuangan targetkan penyerapan IDR 15tn dari lelang SUN hari ini. Target penyerapan tersebut lebih rendah dari lelang sebelumnya sebesar IDR 17tn, yang menunjukkan tekad kuat pemerintah untuk membatasi penerbitan SUN baru. Mempertimbangkan tingkat permintaan yang masih tinggi pada lelang SBSN minggu lalu, kami memprediksi tingkat penawaran masuk di kisaran IDR 55-60tn untuk lelang SUN hari ini. (DJPPR)
Global Economic News: Ekspektasi inflasi konsumen AS turun pada bulan Mei menjadi 4.1% yoy (Apr: 4.5% yoy). Penurunan ini disebabkan oleh turunnya inflasi harga pangan. Akan tetapi, ekspektasi inflasi untuk 3-tahun dan 5-tahun ke depan naik masing-masing menjadi 3% dan 2.7% yoy (Apr: 2.9% dan 2.6% yoy). Survei konsumen yang dilakukan oleh the Fed New Yokr juga menunjukkan semakin sulitnya akses pembiayaan konsumen dari sektor perbankan. Kami melihat kondisi ini sebagai sinyal negatif bagi belanja konsumen di bulan-bulan mendatang. Akan tetapi, perlambatan belanja konsumen merupakan kondisi yang harus dicapai untuk menurunkan tekanan inflasi yang masih tinggi. (New York Fed)
Domestic Economic News: Indeks kepercayaan konsumen Bank Indonesia naik di bulan Mei menjadi 128.3 (Prev: 126.1). Meskipun angka ini menunjukkan kenaikan 1.7% mom, terjadi penurunan sebesar -0.5% yoy. Menurut kami, kenaikan IKK bulan Mei masih perlu dikonfirmasi dengan data indeks penjualan riil yang akan dirilis siang ini. (Bank Indonesia)
Recommendation: FR0098, FR0050, FR0079, FR0081, FR0040, FR0084, FR0086, PBS017.
Samuel Sekuritas Indonesia is a leading Indonesian securities brokerage firm. Established in 1997, the firm has grown to become one of the most respected and trusted financial services companies in the country. With a wide range of services and products, Samuel Sekuritas Indonesia has become a trusted partner to many investors, both institutional and individual.
The company offers a variety of financial services, including equity, debt and derivative securities brokerage services, research and portfolio management, asset management and capital market services, as well as a range of other investment solutions. Samuel Sekuritas Indonesia is also a leader in providing financial education and training, and has established itself as a leading provider of investor relations services.
The company has a strong research capability and is committed to providing its clients with up-to-date and reliable market analysis and recommendations. It also has a team of experienced and knowledgeable professionals who are dedicated to providing quality service to its clients. As a result, Samuel Sekuritas Indonesia has become a preferred partner for many investors in Indonesia.
In addition to its financial services, Samuel Sekuritas Indonesia also offers a range of other services, such as corporate finance and advisory services, mergers and acquisitions, and venture capital.