News & Events

Analyst Commentaries

13 November 2024

By

RS Siloam (SILO) Cetak Pendapatan Rp9,12 T hingga Kuartal III 2024

laba rs siloam

PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif sepanjang periode sembilan bulan pertama tahun 2024.

Melansir laporan keuangan yang telah dipublikasi SILO mencetak pendapatan Rp9,12 triliun, atau naik 10,6% secara tahunan atau Year on Year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp8,24 triliun.

Meski demikian, laba SILO di periode tersebut tergerus turun 26,1% secara tahunan menjadi Rp635 miliar, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp859 miliar.

Di kuartal ketiga 2024, pendapatan Siloam International Hospitals dari layanan perawatan intensif meningkat menjadi Rp6,9 triliun atau naik 3,8% dibandingkan kuartal sebelumnya dan 1,9% dari tahun lalu. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan pendapatan dari divisi CONGO yang tumbuh 10% dari tahun sebelumnya, serta kenaikan pendapatan per kunjungan rawat jalan menjadi Rp1,3 juta, naik 2,1% secara kuartalan dan 9,6% dari tahun lalu.

Namun, pertumbuhan jumlah pasien SILO di kuartal III-2024 lebih rendah dari ekspektasi, hanya tumbuh 6,9% dibandingkan kuartal sebelumnya. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan volume pasien pada kuartal ketiga tahun sebelumnya yang mencapai 14,8% dan 18% pada kuartal ketiga dua tahun lalu. Hal ini menyebabkan hasil pendapatan pada kuartal III-2024 ini sedikit di bawah ekspektasi.

Dengan adanya pendanaan eksternal, Siloam memiliki kesempatan lebih besar untuk memperkuat struktur keuangannya. Langkah ini diharapkan dapat membantu perusahaan memberikan nilai lebih bagi pemegang saham. Selain itu, momentum positif dari program CONGO yang terus berlanjut mendorong kami untuk menaikkan target harga saham SILO menjadi Rp3.300 per saham.

Namun, terdapat beberapa ancaman yang harus diperhatikan, antara lain tergerusnya neraca keuangan perusahaan akibat peningkatan permintaan klaim dari JKN dan perusahaan asuransi yang dapat berdampak negatif pada jumlah pasien. Selain itu, tingginya suku bunga serta potensi depresiasi rupiah yang lebih jauh bisa menyebabkan peningkatan biaya operasional, termasuk potensi lonjakan biaya gaji untuk menarik dokter asing yang diperlukan.

 

Disclaimer: Informasi dalam konten ini hanya dimaksudkan sebagai referensi dan bahan pertimbangan. Setiap investasi mengandung risiko. Segala keputusan investasi menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing investor.

Share This:

Related

investor beralih ke emas

Analyst Commentaries

Ketidakpastian Ekonomi Global, Investor Beralih ke Emas sebagai Safe Haven

harga tembaga

Analyst Commentaries

Dinamika Pasar Tembaga

harga nikel

Analyst Commentaries

Harga Nikel Naik! Apa yang Mendorong Tren Positif Ini?

harga emas

Analyst Commentaries

Harga Emas Makin Bersinar!