News & Events

Analyst Commentaries

02 December 2024

By

PMI Manufaktur Indonesia, Harapan di Tengah Tekanan

PMI indonesia

Sejalan dengan proyeksi kami, S&P Global Indonesia Manufacturing PMI tetap berada di bawah level 50 pada November 2024. Namun, indeks ini mengalami kenaikan tipis ke 49,6 dari 49,2 yang tercatat selama dua bulan sebelumnya. Meskipun masih di bawah ambang batas kritis 50,0, kenaikan tipis ini memberikan sedikit harapan bagi sektor manufaktur. November menjadi bulan kelima secara beruntun di mana sektor manufaktur Indonesia mengalami kontraksi, tetapi data terbaru mengindikasikan bahwa perlambatan mulai mereda. Yang cukup menggembirakan, output dan aktivitas pembelian tumbuh untuk pertama kalinya dalam lima bulan, memberikan sinyal stabilisasi. Namun, penurunan yang terus-menerus pada pesanan baru mencerminkan bahwa permintaan domestik maupun internasional masih lemah, memberikan gambaran yang beragam terhadap potensi pemulihan sektor ini.

Permintaan eksternal terus menjadi beban berat bagi prospek manufaktur Indonesia. Pesanan dari luar negeri mengalami penurunan untuk bulan kesembilan berturut-turut, dengan laju kontraksi yang semakin cepat. Tren ini menunjukkan antangan yang dihadapi sektor-sektor berorientasi ekspor di Indonesia, yang diperburuk oleh perlambatan pertumbuhan global dan ketidakpastian geopolitik. Para pelaku industri yang bergantung pada pasar internasional perlu mengantisipasi hambatan ini dengan strategi diversifikasi dan peningkatan nilai tambah produk.

Pasar tenaga kerja juga menghadapi tekanan besar, dengan tingkat penurunan lapangan kerja mencapai level tertajam dalam tiga tahun terakhir. Hal ini mencerminkan langkah-langkah efisiensi biaya yang dilakukan oleh perusahaan akibat lemahnya permintaan dan menyusutnya beban kerja. Tumpukan pekerjaan yang tertunda (backlogs) juga kembali turun, meskipun hanya sedikit, menandakan bahwa permintaan saat ini belum cukup untuk mempertahankan kapasitas tenaga kerja. Penurunan tajam dalam lapangan kerja ini dapat berdampak luas pada konsumsi rumah tangga, yang pada akhirnya akan semakin menekan aktivitas ekonomi domestik.

Di sisi positif, kondisi rantai pasokan menunjukkan sedikit perbaikan, dengan waktu pengiriman yang sedikit lebih cepat. Ini menunjukkan adanya pelonggaran hambatan logistik, meskipun pelaku usaha tetap harus waspada terhadap potensi gangguan di tengah situasi global yang tidak menentu. Sementara itu, inflasi biaya input mengalami sedikit kenaikan namun masih di bawah rata-rata historis, dipengaruhi oleh meningkatnya harga bahan baku dan tekanan nilai tukar terhadap barang impor. Bahan makanan, khususnya, mengalami kenaikan harga yang signifikan, berdampak pada produsen dan konsumen. Meskipun harga jual ikut meningkat, laju inflasi tetap moderat sehingga tidak terlalu membebani konsumen akhir.

Laporan PMI bulan November ini memberikan gambaran terkait tantangan yang berat bagi sektor manufaktur Indonesia. Permintaan yang lemah, tekanan geopolitik, dan sentimen bisnis yang tertekan terus memberikan tekanan pada pertumbuhan. Dengan prospek pertumbuhan yang terbatas, baik di pasar domestik maupun internasional, kami memperkirakan PMI Indonesia akan tetap berada di kisaran 49-50 hingga akhir tahun, dengan estimasi pertumbuhan ekonomi di bawah 5%, tepatnya sebesar 4,95%

Share This:

Related

investor beralih ke emas

Analyst Commentaries

Ketidakpastian Ekonomi Global, Investor Beralih ke Emas sebagai Safe Haven

harga tembaga

Analyst Commentaries

Dinamika Pasar Tembaga

harga nikel

Analyst Commentaries

Harga Nikel Naik! Apa yang Mendorong Tren Positif Ini?

harga emas

Analyst Commentaries

Harga Emas Makin Bersinar!