News & Events

Analyst Commentaries

05 February 2025

By

Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,02% di Kuartal IV 2024

ekonomi tumbuh

Perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,02% year-over-year (YoY) pada Q4 2024, sesuai dengan proyeksi kami sebesar 5,02% dan sedikit melampaui ekspektasi pasar sebesar 4,98%. Pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2024 mencapai 5,3%, juga sejalan dengan proyeksi kami sebesar 5,25%. Meskipun pertumbuhan ini cukup baik, angkanya masih berada di bawah pertumbuhan rata-rata 10 tahun Indonesia sebesar 5,07% (tidak termasuk tahun-tahun pandemi). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Indonesia telah mencapai stabilitas, pemulihan ke tingkat historis masih belum terjadi. Pertumbuhan yang sedikit lebih rendah dari rata-rata ini disebabkan oleh kombinasi faktor permintaan dan pasokan, khususnya lemahnya konsumsi yang dipengaruhi inflasi dan masih terbatasnya ekspansi sektor manufaktur.

Dari sisi permintaan, inflasi mengalami penurunan yang cukup signifikan,; tingkat inflasi tahunan pada tahun 2024 turun menjadi 1,57%, terendah sejak tahun 1968. Hal ini seharusnya meningkatkan daya beli masyarakat, namun lemahnya permintaan menunjukkan bahwa konsumsi tidak mengalami lonjakan besar. Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,98%, hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan Q3 (4,91%), yang mengindikasikan bahwa belanja masyarakat tetap stabil meskipun harga terkendali. Mengingat konsumsi rumah tangga menyumbang lebih dari setengah dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, lemahnya konsumsi ini menjadi faktor yang menahan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Dari sisi pasokan, sektor manufaktur menunjukkan perbaikan dengan S&P Global Indonesia Manufacturing PMI mencapai 51,2 pada bulan Desember. Namun, ini terjadi setelah PMI tertahan di zona kontraksi selama dua bulan, yakni 49,2 pada Oktober dan 49,6 pada November. Penurunan ini terjadi akibat lemahnya pesanan baru, meskipun ada kenaikan pada bulan November seiring dengan meningkatnya aktivitas menjelang musim liburan akhir tahun. Dengan demikian, dampak sektor manufaktur terhadap PDB bersifat moderat dan belum cukup transformasional. Secara keseluruhan, sektor manufaktur tumbuh 4,89% pada Q4, sedikit lebih tinggi dibandingkan Q3 (4,72%), tetapi masih di bawah rata-rata historisnya. Selain itu, pertumbuhan ekspor sebesar 7,63% pada Q4 melambat dibandingkan dengan 7,89% pada kuartal sebelumnya, sementara impor tetap tumbuh lebih cepat (10,36%), yang menambah tekanan terhadap nilai tukar rupiah di tengah ketidakseimbangan eksternal dan melemahnya permintaan global.

Ke depan, trajektori ekonomi Indonesia tetap kuat dan stabil, meskipun masih berada di bawah potensi jangka panjangnya. Pemerintah telah menetapkan target pertumbuhan PDB 2025 sebesar 5,2%, tetapi kami memperkirakan pertumbuhan aktual akan sedikit di bawah 5% (4,97%), yang mencerminkan pandangan yang lebih hati-hati mengingat ketidakpastian kondisi makroekonomi global. Meskipun perekonomian tetap tangguh, keseimbangan antara lemahnya permintaan dan keterbatasan ekspansi sektor pasokan akan menjadi faktor kunci dalam menentukan apakah Indonesia dapat mencapai pertumbuhan di atas rata-rata dalam beberapa tahun mendatang.

Share This:

Related

investor beralih ke emas

Analyst Commentaries

Ketidakpastian Ekonomi Global, Investor Beralih ke Emas sebagai Safe Haven

harga tembaga

Analyst Commentaries

Dinamika Pasar Tembaga

harga nikel

Analyst Commentaries

Harga Nikel Naik! Apa yang Mendorong Tren Positif Ini?

harga emas

Analyst Commentaries

Harga Emas Makin Bersinar!