Rising from Adversity
Through the divestment of its 39% ownership in MDIA, VIVA is embarking on a massive corporate action which will see 2020F net gearing of 816% (USD 239.8mn debt) down to 22% (IDR 960bn debt) in 2021F, allowing for a reversal in net loss of IDR -751bn in FY20F to FY21F core net profit of IDR 150bn, before improving further to IDR 222bn in FY22F. It is worth noting that VIVA will no longer face debt currency mismatch as all remaining borrowings will now be in IDR, in-line with its rupiah-based earnings. Stronger capital structure coupled with substantial community-based digital monthly active users of 35mn, VIVA is poised to benefit from Indonesia’s growing IDR 180tn (USD 12bn) per annum advertising space. On valuation, estimated FY21F book value of IDR 2.6tn (IDR 155/share) translates to IDR 140 TP based on FY21F P/BV of 0.9x, at par with MNCN’s current multiple. BUY on 169% upside potential.
Stronger balance sheet through divestment of 39% ownership in MDIA. VIVA will settle its existing debt via equity settlement in 39% ownership in MDIA and IDR 960bn refinancing by local bank. The management of VIVA has received approval to sell 39% of its ownership in MDIA (a subsidiary that operates ANTV) for c.IDR2.4tn (USD171.8mn) or IDR158 per share to Reliance Capital International Limited (RCIL). This will relieve pressure on VIVA’s balance sheet, bringing its net gearing down from 816% to 22% and reducing interest costs by IDR495bn yoy, providing growth support for the bottom line. We estimate VIVA to book 2021F net profit of IDR966bn vs. net loss of IDR751bn in FY20F. After the transaction, VIVA will remain as MDIA’s controlling shareholder (51% ownership).
Book value to improve to IDR2.6tn (IDR155/share). The divestment will raise VIVA’s equity to IDR3.8tn (up from IDR45bn in 9M20), including minority interest of IDR1.3tn, gain on divestment of IDR1.7tn, and an increase of IDR1.2tn in retained earnings from waiver of outstanding and unpaid interests. This will lead to a new book value of IDR 2.6tn (IDR 155/share, excluding minority interest) in FY21F. Total debt, refinanced through a local bank, will stand at IDR960bn denominated in Rupiah with an interest rate of 11%. As a result, net gearing would fall to 22%, allowing for VIVA to utilize its cash flow and book IDR150bn in FY21F earnings (excluding gain on divestment), before jumping further (+48% yoy) in FY22F.
Growth catalyst from digital innovation, BUY. With digital to be the future for the media sector, VIVA has launched ten web publisher platforms (figure 5), two of them offering video features (Vlix.id & TvOne connect) with substantial 35 million monthly active users as of December 2020. This should provide additional growth catalyst through digital innovation. Currently, VIVA is attractive trading at 0.4x FY21F PBV, 90% discount to the average sector. BUY with TP of IDR140 based on 0.9x FY21F PBV, at par with MNCN’s valuation (74% discount to sector). Risks: 1) Tight competition in FTA TV, 2) Slow ad spending due to lower-than-expected economic recovery.
Rising from Adversity
Melalui divestasi dari 39% kepemilikannya di MDIA, aksi korporasi yang dilakukan VIVA ini akan membuat net gearing FY20F sebesar 816% (hutang USD 239.8mn) turun menjadi 22% (hutang IDR 960bn) pada FY21F, akan membuat rugi bersih IDR -751bn pada FY20F berbalik menjadi laba bersih IDR 150bn pada FY21F, dan naik +48% pada FY22F menjadi IDR 222bn. Perlu dicatat bahwa VIVA akan terhindar dari hutang USD dikarenakan sisa hutang akan dikonversi ke denominasi IDR. Dengan memiliki struktur pemodalan yang lebih kuat ditambah dengan besarnya pengguna aktif bulanan (MAU) sebesar 35mn, VIVA siap untuk mendapatkan keuntungan dari total IDR 180tn ruang iklan di Indonesia. Berdasarkan valuasi, proyeksi book value FY21F sebesar IDR 2.6tn (IDR155/lembar) setara dengan TP IDR 140 merefleksikan 0.9x 21F PBV, setara dengan valuasi MNCN. BUY dengan 169% potential upside.
Balance sheet akan menjadi lebih kuat dengan divestasi 39% kepemilikan di MDIA. VIVA akan menyelesaikan hutangnya melalui equity settlement dalam kepemilikan 39% pada MDIA dan refinancing IDR 960 miliar oleh bank lokal. Dengan total transaksi IDR 2.4 triliun (USD171.8 juta) kepada Reliance Capital International Limited (RCIL). Hal ini akan mengurangi tekanan pada balance sheet VIVA dan akan menurunkan net gearing menjadi 22% dan mengurangi biaya bunga sebesar IDR 495 miliar yoy. Kami memproyeksikan VIVA akan membukukan laba bersih 2021F sebesar IDR 966 miliar vs. rugi bersih IDR 751 miliar di FY20F. Pasca transaksi ini, VIVA akan tetap sebagai pemegang saham pengendali MDIA (51% kepemilikan).
Nilai buku meningkat menjadi IDR 2.6 triliun (IDR155/lembar). Divestasi MDIA akan membuat total ekuitas VIVA menjadi IDR 3.8 triliun, naik dari IDR 45 miliar, termasuk minority interest IDR 1.3 triliun, keuntungan divestasi IDR 1.7 triliun dan peningkatan retained earnings IDR 1.2 triliun dari waiver atas accrued dan unpaid interest. Hal Ini akan menghasilkan nilai buku baru sebesar IDR 2.6 triliun (IDR 155 /lembar, tidak termasuk minority interest) di FY21F. Total hutang kemudian menjadi IDR 960 miliar dalam denominasi Rupiah dan tingkat bunga 11%. Akibatnya, net gearing akan turun menjadi 22%, memberikan ruang bagi VIVA untuk memanfaatkan arus kasnya untuk pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi. Kami memproyeksikan laba bersih VIVA IDR 150 miliar pada FY21F (dengan mengeliminasi laba atas divestasi entitas anak), dan terus tumbuh +48% yoy di FY22F.
Katalis pertumbuhan tambahan dari inovasi digital, BUY. Dengan segmen digital sebagai masa depan untuk sektor media, VIVA telah meluncurkan sepuluh platform web publisher (Figure 5), dua diantaranya menawarkan fitur video (Vlix.id & TvOne connect) dan memiliki pengguna aktif bulanan (MAU) sebanyak 35 juta pada Desember’20. Saat ini, VIVA secara atraktif diperdagangkan pada 0.4x FY21F PBV, diskon 90% dari rata-rata sektor. BUY dengan TP IDR 140, berdasarkan 0.9x FY21F PBV, setara dengan valuasi MNCN (74% discount dari sektor). Risiko: 1) Persaingan ketat di segmen digital, 2) Lambatnya pertumbuhan belanja iklan.