Kami melakukan downgrade atas rekomendasi untuk TLKM dari BUY ke HOLD berdasarkan faktor-faktor berikut: 1) Kemungkinan terbatasnya dampak positif dari kombinasi Lebaran dan pemulihan ekonomi di 2Q22; 2) Waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis Data Center; 3) Sedikit ketidakpastian pada pertumbuhan laba bersih FY22F (YoY) akibat pendapatan lain-lain. Walaupun demikian, kami pikir pandangan Telkomsel selaku pemimpin pasar mengenai adanya tanda-tanda monetisasi data yang lebih baik di 3Q22 masih dapat mendukung harga saham TLKM. TP baru kami sebesar IDR 4.500 (+6% upside) mencerminkan EV/EBITDA FY23F sebesar 7.4x, mirip rata-rata historis.
Ekspansi data center (DC). TLKM mengatakan bahwa pihaknya telah menyelesaikan pembangunan tahap pertama Hyperscale Data Center, yang memberikan kapasitas tambahan sebesar 22 MW (~51% lebih tinggi dari FY21). Kami memproyeksikan pendapatan DC akan tumbuh ~18% CAGR di FY22-25F, relatif konservatif jika dibandingkan pertumbuhan kapasitas (~22% CAGR di FY21-25F menjadi 118MW).
Lebih konservatif atas dampak Lebaran. Hal ini mempertimbangkan pandangan ekonom SSI tentang perlunya waktu sebelum performa sektor-sektor ekonomi tertentu, seperti pariwisata, kembali ke level pra-pandemi. Kami juga mengantisipasi kemungkinan terjadinya sedikit perubahan perilaku pelanggan seluler yang juga berlangganan fixed broadband setelah pandemi. Kami menurunkan pendapatan TLKM di FY22F sebesar 2% dibandingkan estimasi kami sebelumnya.
Pertumbuhan laba inti agak membaik. Meskipun ada sedikit ketidakpastian dalam tren pertumbuhan laba bersih FY22F karena high-base effect di FY21, kami memperkirakan TLKM akan membukukan pertumbuhan laba inti sebesar +7% yoy pada FY22F, agak lebih tinggi dari FY21 (+4% yoy); didukung peningkatan penetrasi smartphone, fixed broadband, dan pemulihan ekonomi.
Penurunan TP menjadi IDR 4,500 (6% ups.) – downgrade ke HOLD. Kami meroll-over valuasi kami ke tahun 2023, dan menurunkan TP (yang dihitung menggunakan metode DCF) hingga 10% menjadi IDR 4,500. Hal ini terutama disebabkan karena kami menurunkan estimasi EBITDA sebesar 3-7% untuk FY24F-28F (menyiratkan de-rating) dan sedikit meningkatkan WACC dari 10.8% ke 11.0% (Fig. 1). TP baru kami merefleksikan EV/EBITDA FY23F sebesar 7.4x. Saham TLKM diperdagangkan pada ~7x EV/EBITDA untuk FY23F. Risiko Upside: Lebaran, mobilitas, fixed broadband, monetisasi data, digital.