Kami memperkirakan kinerja RALS akan pulih di tahun 2022, didukung oleh pelonggaran PPKM serta kenaikan harga komoditas. Penjualan di 2Q22F diperkirakan akan kembali menjadi kuartal dengan pendapatan tertinggi, seiring dengan adanya lebaran (penjualan 2Q/FY secara rata-rata dalam 5 tahun terakhir adalah 39.6%). Sepanjang FY21, RALS mencatatkan pertumbuhan pendapatan +2.6% yoy dan laba bersih yang mencapai IDR 170.6 miliar dari sebelumnya mengalami kerugian. Kami mempertahankan rekomendasi BUY dengan TP IDR 850, menggunakan metode DCF.
FY22F: Proyeksi pendapatan +15.4% yoy. Didukung oleh pelonggaran PPKM di tahun ini seiring dengan melandainya kasus Covid-19 dan tingginya jumlah penduduk yang telah divaksinasi, kami memproyeksikan pendapatan dan laba bersih RALS dapat tumbuh masing-masing +15.4% yoy dan +28.1% yoy. Kami memperkirakan 2Q22F akan kembali menjadi kuartal dengan penjualan tertinggi didorong oleh adanya lebaran. Terlebih tahun ini adalah tahun pertama sejak pandemi Covid-19 dimana pemerintah kembali memperbolehkan mudik, setelah sebelumnya melarang di tahun 2020 dan 2021. Perlu dicatat, secara rata-rata dalam 5 tahun terakhir, 39.6% total penjualan tahunan RALS datang dari 2Q.
FY21: Pendapatan RALS +2.6% yoy. RALS mencatatkan pendapatan yang naik +2.6% yoy menjadi IDR 2.6 triliun di sepanjang 2021, didukung oleh pertumbuhan pendapatan di semua wilayah bisnisnya, kecuali Jawa, Bali, dan NTT yang turun tipis -1.2%. Perlu diperhatikan, kontribusi penjualan wilayah Sumatera dan Kalimantan naik menjadi 26.3% (FY20: 25.1%), salah satunya didorong oleh kenaikan harga komoditas yang kami perkirakan akan terus berlanjut di FY22F. Mayoritas pendapatan RALS juga kembali berasal dari penjualan barang beli-putus (79.6% dari total pendapatan RALS).
Berbalik untung dari rugi di tahun sebelumnya. RALS mencatatkan laba kotor yang naik +12.3% disertai kenaikan GPM menjadi 46.7% (FY20: 42.6%). Laba operasional dan laba bersih RALS FY21 juga menunjukan pertumbuhan yaitu masing-masing mencapai IDR 155.4 miliar dan IDR 170.6 miliar, dari sebelumnya mencatatkan kerugian di 2020. Kami melihat kenaikan tersebut salah satunya didukung oleh pendapatan konsensi sewa (other income) sebesar IDR 151.7 miliar, sebagai hasil negosiasi RALS dengan lessor untuk mendapatkan pembebasan sebagian biaya sewa (partial lease waiver).
BUY, TP IDR 850. Dengan mempertimbangkan potensi pertumbuhan di tahun ini, kami mempertahankan rekomendasi BUY untuk RALS dengan TP di IDR 850 dengan menggunakan metode DCF. Kami juga menilai RALS memiliki kondisi keuangan yang sehat dengan net gearing yang negative (-0.3x) di FY21. Resiko: naiknya kasus covid-19, PPKM Darurat, inflasi, dan melemahnya daya beli masyarakat.