PTPP mencatatkan laba bersih 1Q22 sebesar IDR 28.2 miliar (-26.4% YoY dan -79.4% QoQ) dengan pendapatan IDR 4.28 triliun (+50.8% YoY dan -22.9% QoQ). Laba bersih PTPP setara 9% dan 5% dari estimasi SSI dan pasar atau berada di rentang bawah pencapaian lima tahun terakhir yang berkisar antara 9% – 21%. Neraca tetap kuat dengan interest bearing debt to equity stabil di level 1.3x dan interest coverage ratio tetap di 2.1x Kami merekomendasikan BUY dengan TP yang tidak berubah di IDR 1,110, setara dengan 21.7x 22F P/E, yang merupakan rata-rata P/E 5-tahun.
Kinerja menanjak ditengah penerapan PPKM. Pendapatan mampu naik +50.8% YoY meskipun pemerintah memberlakukan kebijakan PPKM pada Februari 2022 akibat lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron. Pertumbuhan pendapatan ditopang oleh segmen konstruksi yang naik +55.3% YoY ke IDR 3.44 triliun, yang berkontribusi 80.8% ke pendapatan konsolidasi (1Q20: 78.6%).
Marjin laba kotor di segmen kunci menurun. Marjin laba kotor turun -1.5ppt YoY ke 12.7%, dimana tiga segmen yang memiliki kontribusi signifikan (konstruksi, properti dan EPC) mencatatkan penurunan marjin laba kotor. Marjin laba kotor segmen konstruksi -0.2ppt YoY disebabkan oleh pertumbuhan biaya subkontraktor dan material, terutama kenaikan harga semen dan besi. Segmen Properti & Realti mengalami penurunan marjin laba kotor -28.3ppt YoY ke 41.4% disebabkan oleh kenaikan pada biaya apartemen sedangkan marjin laba kotor segmen EPC turun -1.5ppt YoY ke 3.4% yang disebabkan oleh meningkatnya harga material.
Pencapaian kontrak baru masih sesuai ekspektasi. Kontrak baru mencapai IDR 3.1 triliun di 1Q22, naik +24% YoY, dan setara 12.1% dari estimasi kontrak baru SSI. Pencapaian ini relatif sama dengan realisasi kontrak baru 1Q21 terhadap FY21. Komposisi terbesar kontrak baru masih berasal dari Pemerintah dan BUMN yang secara bersama-sama berkontribusi 98% dari total kontrak baru, sedangkan sisanya berasal dari sektor swasta. Kontrak baru dari Subsidiaries naik +23.5% YoY ke IDR 1.42 triliun yang berkontribusi 46% ke total kontrak baru, sedangkan sisanya berasal dari proyek konstruksi yang tumbuh +51.5% YoY ke IDR 1.67 triliun.
Valuasi, risiko dan rekomendasi. Kami mempertahankan proyeksi dan TP atas PTPP dengan mempertimbangkan realisasi kontrak baru yang sesuai estimasi dan pencapaian kinerja 1Q22 yang masih berada di kisaran pencapaian 5 tahun terakhir. Saat ini PTPP diperdagangkan di 17.4x 22F P/E. Downside risk antara lain kenaikan biaya bahan baku yang dapat menekan margin, pencapaian kontrak baru yang lebih rendah dari proyeksi, burn rate yang lebih rendah dari estimasi.