Saved by Energy Business
Segmen energi akan relatif stabil di FY21F dengan utilitas rate tetap terjaga diatas 90% dan akan berkontribusi sebesar 85.5% dari Gross Profit FY21F. Namun efek pandemi COVID-19 masih akan berdampak pada segmen petrokimia dengan masih rendahnya harga Polyolefins di 2021 mendatang. Kami memproyeksikan ASP petrokimia flat +0.5% yoy dan volume hanya naik +3.2% yoy. Kontribusi gross profit FY21F segmen petrokimia hanya mencapai 12.6%. Kami merekomendasikan SELL untuk BRPT dengan TP IDR 650 (14.8x EV/EBITDA FY21F).
Kontribusi Gross Profit FY21F produk petrokimia hanya 12.6%, walau berkontribusi 75.8% dari pendapatan. Pandemi COVID-19 berdampak pada harga jual polyolefins BRPT yang turun -31.2% yoy di 1H20 dan harga Naphtha sebagai bahan baku yang mengalami penurunan lebih tinggi yaitu -43.2% yoy. Pada FY21F, kami memprediksi harga jual rata-rata produk petrokimia Perseroan relatif flat +0.5% yoy. ASP sulit untuk naik dengan masih rendahnya outlook permintaan polyolefins. Sedangkan volume diprediksi akan naik +3.2% dengan dukungan penambahan kapasitas 127KT produk MTBE dan 43 KT Butane 1 yang baru beroperasi pada 3Q20. Bisnis Petrokimia akan memberikan kontribusi 76.1% dan 75.8% dari total pendapatan FY20F dan FY21F, namun hanya memberikan kontribusi gross profit FY20F dan FY21F sebesar 10.1% dan 12.6% akibat GPM margin FY20F dan FY21F hanya 2.8% dan 3.7%.
Segmen bisnis energi relatif stabil pada FY21F dengan utilitas mencapai >90%. Bisnis energi Perusahaan kami perkirakan relatif stabil di FY20F dan FY21F mendatang. Dimana utilitas rate setiap unit sudah diatas 90% sehingga sulit menambah produksi dan pendapatan. Dalam 3 tahun mendatang, BRPT akan menambah +4% (15 MW) kapasitas PLTP di Salak Binary pada 2022, dan pada tahun 2023, ditargetkan ada tambahan +14% (55 MW) dari Salak unit 7 serta proyek PLTU Java 9&10 sebesar 2×1.000 MW oleh anak usaha Indo Raya Tenaga yang bekerja sama dengan PLN. Jika terlaksana, produksi segmen energi akan naik +230% dari saat ini. Namun keperluan capex cukup besar yaitu sekitar USD 3.2 miliar. Bisnis energi akan memberikan kontribusi 23.2% dan 23.4% dari total pendapatan FY20F dan FY21F, dan memberikan kontribusi gross profit FY20F dan FY21F sebesar 88.0% dan 85.5%.
Buyback saham, kontraproduktif dengan kebutuhan Capex yang besar. Perusahaan mengalokasikan dana setara USD 66.6 juta, atau 10% dari cash yang dimiliki pada 1H20 untuk program buyback saham. Aksi ini ditujukan untuk menopang harga saham yang telah terkoreksi -43.4% ytd. Meskipun menurut Perusahaan tidak mempengaruhi kinerja keuangan, penggunaan dana tersebut kami nilai kontraproduktif dengan banyaknya kebutuhan capex dalam 5 tahun mendatang, yaitu untuk pembangunan Salak Binary, Salak Unit 7, PLTU Java 9&10 dan pabrik petrochemical CAP 2 yang memerlukan dana lebih dari USD 8 miliar.