Sesuai ekspektasi dan konsensus. BBNI melaporkan laba bersih sebesar IDR 4.6tn pada 4Q22 (-5.5% QoQ dan +46.6% YoY), yang mengangkat laba bersih FY22 ke IDR 18.3tn (+68% YoY), sejalan dengan ekspektasi kami (103.1% estimasi full-year kami) dan konsensus (103.3%). Salah satu faktor utama yang mendukung BBNI mencatatkan kinerja positif tersebut adalah biaya provisi yang lebih rendah dari perkiraan di 4Q22 (IDR 2.6tn; +2.4% QoQ, -42.5% YoY) dan CoC 4Q22 sebesar 1.6% (3Q22: 1.6% ), yang turut menekan biaya provisi FY22 ke angka IDR 11.5tn (-37.1% YoY). NII BBNI naik menjadi IDR 41.3tn (+8.0% YoY) di FY22, yang salah satunya disebabkan oleh pertumbuhan kredit (FY22: 10.9%). Pertumbuhan kredit BBNI di FY22 didorong terutama oleh segmen berisiko lebih rendah seperti segmen korporasi swasta (+28.9% YoY), segmen komersial besar (+29.9% YoY), KUR (+19.8% YoY), dan kredit payroll (+20.3% YoY). Terkait kualitas aset, rasio LAR BBNI turun menjadi 16.0% pada Des-22, dari 19.3% di Sep-22 dan 23.3% di Des-21.
Proyeksi 2023F. Dalam analyst meeting, BBNI menyatakan bahwa pihaknya akan mempertahankan proyeksi pertumbuhan kredit di 2023F di level 7.0%-9.0%, sedikit lebih rendah dari 2022 (10,9%), dengan segmen korporasi swasta Tier 1 sebagai pendorong utama. Mengenai NIM-nya, BBNI merevisi proyeksi 2023F-nya menjadi > 4.7%, naik dari target awal 4.5%-4.7%, sementara CoC-nya diproyeksikan turun lebih jauh (< 1.5%, vs 1.9% di 2022), didukung peningkatan kualitas aset.
Katalis masa depan. Demi mencapai targetnya untuk menekan rasio NPL menjadi 2.5% di 2023F, BBNI akan fokus pada klien level atas dan pemain industri utama demi meningkatkan kualitas aset. Meskipun ada peningkatan CoF (1.8% di 4Q22 vs 1.4% di 3Q22), manajemen mengindikasikan bahwa hal itu hanya penyesuaian sementara untuk memastikan likuiditas yang cukup di tengah kenaikan suku bunga. Namun, BBNI mengatakan akan mengurangi tingkat bunga deposito pada awal tahun ini; karenanya, NIM BBNI di 1Q23 mungkin aksn lebih tinggi dibanding 4Q22. BBNI juga bermaksud untuk meningkatkan rasio pembayaran dividen dari 25% menjadi 30-40%.
Rating BUY dengan TP IDR 11,700/saham. Saat ini, kami masih yakin manajemen BBNI akan terus memperkuat sistem manajemen risikonya, terutama untuk sektor wholesale dan UKM. Berbeda dengan kompetitor terdekatnya (BMRI), BBNI akan berfokus pada peningkatan kualitas aset di 2023F. Kami mempertahankan rating BUY kami untuk BBNI dengan TP IDR 11,700/saham, menyiratkan PBV 2023F sebesar 1.3x. Risiko: CoC dan CoF yang lebih tinggi dari perkiraan, yang berpotensi menekan NIM.