Ikhtisar

Ekonomi Indonesia masih cukup kuat di tengah lanskap global yang semakin bergejolak akibat perang dagang, pengetatan kebijakan, dan ketidakpastian geopolitik. Keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan menjadi salah satu upaya untuk menjaga stabilitas mata uang serta mendukung pertumbuhan di tengah rendahnya inflasi. Penurunan proyeksi pertumbuhan global IMF ke 2.8% menjadi bentuk risiko eksternal, khususnya bagi negara yang ekonominya bergantung pada perdagangan seperti Indonesia. Meskipun demikian, strategi fiskal pemerintah—didukung oleh pendapatan non-pajak yang kuat dan efisiensi belanja—memberikan sedikit dukungan bagi ekonomi, sementara diversifikasi ekspor strategis dan upaya investasi hilir diharapkan mengimbangi melemahnya permintaan eksternal. Namun, kerapuhan pasar modal, melemahnya konsumsi domestik, dan tekanan pada BUMN menandakan masih adanya kerentanan. Di dunia politik, pemerintahan Prabowo tengah menghadapi masalah perpecahan internal sambil meneruskan upaya memperkuat hubungan internasional, terutama dalam pertahanan dan diplomasi hijau. Sementara itu, ekonomi digital dan sektor hijau terus tumbuh, meskipun di tengah masalah tata kelola dan regulasi. Komitmen pemerintah terkait pengembangan infrastruktur, perumahan, dan pemberdayaan desa menunjukkan focus terhadap pembangunan jangka panjang, namun masalah jangka pendek—mulai dari risiko inflasi hingga skandal terkait tata kelola—tetap perlu diperhatikan.