Ikhtisar

Prospek ekonomi Indonesia ke depan masih cukup positif, dengan proyeksi pertumbuhan PDB 2025 sebesar 5.2%, meskipun proyeksi menunjukkan kisaran 4.97%-5.05% di tengah sejumlah resiko ekonomi yang ada. Dorongan privatisasi pemerintah dan model "Indonesia Incorporated" bertujuan untuk mendorong pertumbuhan sektor swasta, meskipun arus keluar modal tetap menjadi perhatian. Proyek infrastruktur akan terus berlanjut dengan semakin melibatkan sektor swasta, sementara pembangunan Nusantara (IKN) dan program fiskal, termasuk inisiatif makanan bergizi gratis, tetap menjadi prioritas utama. Peluncuran pasar IDXCarbon dan pengembangan energi terbarukan menandakan komitmen Indonesia terhadap keberlanjutan, meskipun ada hambatan seperti kelangkaan lahan untuk bahan baku energi terbarukan dan ketidakpastian peraturan di sektor pertambangan dan minyak sawit. Tren investasi tengah bergeser; UE memutuskan menunda proyek-proyek besar hingga CEPA diselesaikan, sementara Indonesia berupaya memperkuat hubungan dengan India melalui KEK khusus dan menegosiasikan pengurangan tarif dengan AS. Di dunia politik, Prabowo mendapat dukungan publik yang kuat, tetapi ada kekhawatiran terkait sentralisasi tata kelola dan posisi geopolitik di tengah dinamika AS-Tiongkok yang terus berubah. Sementara itu, inisiatif perdagangan karbon, strategi keamanan energi, dan regulasi lingkungan terus mendorong transisi ekonomi hijau Indonesia. Ke depannya, menyeimbangkan ketahanan ekonomi, pertumbuhan sektor swasta, dan negosiasi perdagangan global akan menjadi kunci untuk mempertahankan kemajuan jangka panjang.