Performa baik di 1Q23 terhenti. Sejak awal tahun hingga Mar-23, para produsen rokok beramai-ramai menaikan harga jual produk mereka hampir secara bersamaan. Di samping itu, penerapan kenaikan cukai 2023 (~+10% yoy) yang baru dilaksanakan pada awal Mar-23 turut mendongkrak margin keuntungan para produsen rokok di 1Q23. NPM 1Q23 HMSP, GGRM dan WIIM berada di level 8.0%, 6.5% dan 9.4% (vs 7.3%, 3.6% dan 5.1% di 1Q22). Kenaikan harga jual tersebut diapresiasi oleh pasar dengan kenaikan harga saham, dimana sepanjang Jan-Mar 23, saham HMSP, GGRM dan WIIM naik masing-masing +33.9% +44.4%, +38.1% ytd. Namun, ‘pesta’ tersebut sepertinya akan berakhir, karena di 2Q23 ini tidak banyak kenaikan harga jual, ditambah potensi kenaikan COGS akibat pengenaan cukai 2023 secara penuh sehingga margin diperkirakan akan tertekan.
Kenaikan harga jual rokok tidak sekencang 1Q23. Menurut sumber yang kami peroleh, harga rokok di Jabodetabek relatif tumbuh pelan. Harga jual merek-merek utama dari produsen Tier I hanya naik 1-2% qoq saja, kecuali Surya Pro dan Pro Mild (GGRM) yang naik +12% dan Avolution serta Marlboro Filter (HMSP) yang naik masing-masing +8.8% dan +6.2% yoy. Sementara itu, produsen Tier II tampaknya masih mendorong harga jualnya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. EVO Diplomat (WIIM) naik +13.5% qoq, dan Sukun (PR Sukun) naik +10.9% qoq. Ini memberi peluang mendekatnya harga SKM Tier II ke Tier I, meskipun perbedaannya masih cukup jauh.
Preview volume 2Q23: berpotensi tumbuh ~+2% qoq. Kami memproyeksikan volume penjualan rokok nasional akan tumbuh +2.0% qoq pada 2Q23 didukung semakin pulihnya daya beli masyarakat di tengah sudah terbatasnya kenaikan harga rokok. Secara historikal, konsumsi rokok nasional pada kuartal 1 adalah yang terendah dibandingkan dengan kuartal lainnya. Oleh sebab itu, kami memperkirakan volume penjualan HMSP dan GGRM akan tumbuh dengan laju yang sama. Namun di sisi lain, beban cukai HMSP diperkirakan akan naik 6-8%/batang qoq dan GGRM tumbuh 5-6%/batang qoq. Dengan tidak banyaknya perubahan harga jual, membuat kami memperkirakan NPM 2Q23 HMSP dan GGRM berada di level 5.5% dan 3.5%.
Rating Underweight. Kami menegaskan kembali rekomendasi UNDERWEIGHT untuk sektor Cigarette; Volume masih sulit untuk naik tinggi di tengah kenaikan cukai serta kompetisi dengan Tier II yang semakin ketat. Kami merekomendasikan SELL untuk HMSP (TP: IDR 825; -1.3x rata-rata PER 5 tahun) dan HOLD GGRM (TP: IDR 26,380; +0.5x rata-rata PER 5 tahun). Risiko utama: Perubahan kebijakan pemerintah terhadap industri rokok.
Samuel Sekuritas Indonesia is a leading Indonesian securities brokerage firm. Established in 1997, the firm has grown to become one of the most respected and trusted financial services companies in the country. With a wide range of services and products, Samuel Sekuritas Indonesia has become a trusted partner to many investors, both institutional and individual.
The company offers a variety of financial services, including equity, debt and derivative securities brokerage services, research and portfolio management, asset management and capital market services, as well as a range of other investment solutions. Samuel Sekuritas Indonesia is also a leader in providing financial education and training, and has established itself as a leading provider of investor relations services.
The company has a strong research capability and is committed to providing its clients with up-to-date and reliable market analysis and recommendations. It also has a team of experienced and knowledgeable professionals who are dedicated to providing quality service to its clients. As a result, Samuel Sekuritas Indonesia has become a preferred partner for many investors in Indonesia.
In addition to its financial services, Samuel Sekuritas Indonesia also offers a range of other services, such as corporate finance and advisory services, mergers and acquisitions, and venture capital.